Kamis 28 Jun 2018 16:40 WIB

Gerindra Bantah Mesin Politik Macet

Gerindra tetap akan mengevaluasi hasil pilkada.

Rep: Ali Mansur/ Red: Muhammad Hafil
Andre Rosiade
Foto: Facebook
Andre Rosiade

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebanyak 171 daerah dengan rincian 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten telah menunaikan hak pilihnya memilih kepala daerahnya masing-masing, Rabu (27/6) kemarin. Dari 17 provinsi Partai Gerindra hanya menang di tiga wilayah dalam hitung cepat atau quick qount. Namun partai besutan Prabowo Subianto itu membantah banyak calonnya yang gagal karena mesin partainya melempem.

Pernyataan itu disampaikan oleh wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Andre Rosiade. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya juga tidak bisa dianggap banyak menelan kekalahan pada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2018, meski memang hanya tiga yang berhasil dimenangkan pada pemilihan gubernur (pilgub).

"Di pilbup (pemilihan bupati) dan pilwali (pemilihan walikota) kita juga banyak menang. Kita juga memberikan penetrasi yang cukup kuat di dua kunci di Jawa Tengah dan Jawa Barat," tegas Andre saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (28/6).

Baca juga: Mesin Politik Asyik Dinilai Bekerja Maksimal

Menurut Andre, hasil di pilkada di dua daerah tersebut menunjukkan bahwa mesin politik partainya bekerja efektif. Bahkan dia menilai mesin politik Partai Gerindra bekerja luar biasa. Apalagi pasangan calon yang diusungnya mulai dari nol, dan melawan figur yang cukup kuat secara elektabilitas dan popularitasnya. Diantaranya Ridwan Kamil yang brandingnya sudah diatas 30-40 persen. Ganjar Pranowo yang sudah 70-80 persen.

"Hasil pilkada kami kemarin menunjukkan bahwa hasil kerja kami efektif, di Sumatra Utara, di Jawa Barat, di Jawa Tengah, di Kalimantan Timur pun kami menang, hanya memang kita banyak yang kalah, tapi penyebabnya bukan karena mesin politik, juga faktor logistik dan figur lawan," ungkapnya.

Namun, lanjut Andre, dengan keterbatasan logistik dan waktu, kinerja mesin politiknya cukup membanggakan, khususnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sehingga membalikkan prediksi lembaga survei. Maka dengan demikian dia menyatakan tidak benar jika mesin politiknya tumpul. Kendati demikian, kata Andre pihaknya tetap akan melakukan evaluasi hasil pilkada ini untuk menatap pemilihan presiden (pilpres) 2019 mendatang.

"Tentu kita selalu ada evaluasi, mesin kita setelah kita perbaiki dan sempurnakan dengan membangun infrastruktur partai dengan pelatihan kader. Karena kami ingin menang di Pilpres 2019 nanti," tutur Andre.

Baca juga: Ini Titipan Nurul Arifin Setelah Mengaku Kalah Pilkada

Sebelumnya, hasil akhir hitung cepat oleh Populi Center pada pilkada Jawa Barat menunjukkan pasangan nomor urut 1, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) masih tetap kuat memimpin dari para pesaingnya dengan suara 33.28 persen. Sementara pasangan nomor urut 3, Sudrajat-Ahmad Syaikhu mampu mengejutkan dengan mengoleksi 28.75 persen. Pasangan yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN) hanya terpaut 4.53 persen dari pasangan Rindu

Sementara pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi membuntuti dengan perolehan suara 25.61persen. Pasangan nomor urut 4 ini tertinggal 7.67 persen dari pasangan Rindu dan 3.14 persen dari pasangan Asyk. Sedangkan pasangan nomor urut 2, TB Hasanuddin-Anton Charliyan cuma mampu memperoleh 12.36 persen. Pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan ini tertinggal jauh, 20.96 persen dari pasangan Rindu.

Sementara hasil hitung cepat pilkada Jawa Tengah oleh lembaga survei seperti Saiful Mujani Research Consulting (SMRC), pasangan Ganjar-Yasin mengantongi suara sementara 59,04 persen. Kemudian Sudirman Said-Ida Fauziyah mengantongi 40,96 persen. Di pilkada Jawa Tengah, Partai Gerindra sendiri mengusung pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah bersama  PAN, dan PKB. 

Baca juga: PDIP Klaim Menang 60 Persen Pilkada Kabupaten/Kota

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement