Kamis 28 Jun 2018 14:50 WIB

Membedah Taktik Paslon Asyik di Pilgub Jabar

Secara mengejutkan Asyik meraih sekitar 28 persen dari hitung cepat lembaga survei

Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai Koalisi Asyik, Sudrajat (kiri) - Ahmad Syaikhu berfoto saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3).
Foto: Republika/Prayogi
Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai Koalisi Asyik, Sudrajat (kiri) - Ahmad Syaikhu berfoto saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Umar Mukhtar, Muhammad Fauzi Ridwan

Perolehan suara pasangan nomor urut 3 calon gubernur dan calon wakil gubernur Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) di Pilgub Jawa Barat mengejutkan banyak pihak. Paslon yang diusung PKS, PAN dan Partai Gerindra ini mampu meraup suara sekitar 28 persen dari hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Pasangan Asyik hanya terpaut 4,53 persen dari pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu). "Awalnya kami memprediksi yang bakal bersaing itu pasangan Rindu dengan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, justru pasangan Asyik yang mencuat," ujar Direktur Eksekutif Populi Center Usep S Ahyar, saat ditemui di kantor Populi Center, Jakarta, Rabu (27/6).

"Saya kira suara Asyik ini menggerus suara dari Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi yang karakter pemilihnya beririsan," ujar dia menambahkan.

Direktur LSI Network Adjie Alfaraby menilai ketokohan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memengaruhi perolehan suara pasangan Sudrajat/Ahmad Syaikhu (Asyik) pada Pilgub Jawa Barat. Pengaruh itu, membuat suara Asyik melejit.

"Pengaruh Prabowo terhadap suara pasangan Asyik membuat lompatanbya jauh antara hasil survei terakhir dan perolehan hasil hitung cepat," kata Adjie di Kantor LSI Network di Jakarta, Rabu (27/6).

Ia mengatakan, strategi pasangan Asyik berhasil untuk menarik asosiasi bahwa mereka didukung Prabowo. Sehingga ada tambahan elektoral dari pengaruh Ketum Partai Gerindra tersebut.

Menurut dia, berdasarkan survei, pendukung Prabowo loyal terhadap siapa yang didukung ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu. Pasangan Asyik pun terus mencoba menegaskan kedekatannya.

"Di debat Pilkada Jabar mereka memunculkan kaus dengan taggar #2019gantipresiden. Di ruang publik pun banyak selebaran yang mereka coba kuatkan bahwa calon yang didukung Prabowo adalah Asyik," katanya.

photo
Calon Gubernur Jawa Barat no urut tiga, Sudrajat menggelar konferensi pers di media Centre pasangan Asyik di Hotel Preanger, Rabu (27). Sudrajat mengatakan hasil hitung cepat belum final dan jangan terlebih dahulu ada yang mengklaim kemenangan.

Ia menilai hal serupa juga terjadi di beberapa daerah yang melaksanakan pilkada seperti di Jawa Tengah. Pasangan Sudirman Said/Ida Fauziah yang mampu memotong selisih perolehan suara.

Namun, menurut Adjie, suara Asyik belum mampu melampaui perolehan suara Rindu karena kalah persiapan menghadapi kontestasi pilkada. "Kalau pilkada masih sebulan lagi, mungkin tren Asyik bisa di atas karena saat ini selisih hanya lima persen antara pasangan tersebut dengan Rindu. Awalnya suara Asyik diperkirakan dua persen sampai dengan tiga persen. Namun, akhirnya bisa di posisi kedua," ujarnya.

Dalam hasil hitung cepat LSI Network Pilgub Jabar, pasangan Ridwan Kamil/Uu Ruzhanul Ulum memperoleh suara sebesar 32,99 persen, pasangan Sudrajat/Ahmad Syaikhu memperoleh 28 persen, Deddy Mizwar/Dedi Mulyadi dengan 26,02 persen suara, dan T.B. Hasanuddin/Anton Charliyan memperoleh 12,99 persen suara. Hasil hitung cepat tersebut juga menunjukkan tingkat partisipasi pemilih pada Pilgub Jabar sebesar 69,21 persen.

Menanggapi hasil hitung cepat, pasangan Asyik menggelar jumpa pers di Hotel Grand Preanger, Kota Bandung, Rabu (27/6). Sudrajat mengatakan hasil hitung yang dilakukan sejumlah lembaga survei belum final. Karena itu, pihaknya meminta partai pengusung dan pendukung serta kader untuk bersabar menunggu hasil dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat.

"Saya, Sudrajat bersama Ustaz Syaikhu paslon no 3 menyikapi hasil hitung cepat kami meyakini belum final. Saya harapkan semua kader PKS, PAN dan partai pendukung lainnya partai Idaman, Partai Berkarya dan PBB untuk bersabar menunggu hasil KPUD," ujarnya kepada wartawan, Rabu (27/6).

Wakil Ketua Tim Sukses Asyik (Sudrajat-Ahmad Syaikhu) Imam Budi Hartono menegaskan, timses masih menunggu hasil resmi Tim Asyik dan KPU Jawa Barat terkait pemenang dalam Pilkada Jabar 2018. Ia menilai beberapa lembaga survei ada terjadi kesalahan.

"Saya melihat beberapa lembaga survei terjadi beberapa kesalahan dalam Pilgub Jabar," kata Imam di Depok, Kamis.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat tersebut lebih lanjut mengatakan dari data elektabilitas yang dikeluarkan jauh dibandingkan kenyataan. Asyik dikatakan hanya memperoleh 7 persen atau paling besar 12 persen, tetapi ternyata 30 persen. Sementara Rindu dan 2DM (Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi) di 40-an persen.

"Mereka seharusnya bisa mempertanggungjawabkan metode ilmiah yang dikatakan hasil elektabilitas tak akan jauh dari hasil pilkada," kata politisi PKS tersebut.

Imam juga mempertanyakan tentang real count klaim margin of error satu persen adalah klaim pengalaman survei. Kalau dihitung secara metodologi dengan jumlah TPS Jabar 74.954 dan sampel 400 TPS, maka margin of error-nya adalah lima persen.

"Saya lihat dari hasil real count di Kota Depok yang kami dapat, Asyik perolehan suaranya luar biasa di atas 51 persen untuk Kecamatan Sawangan. Sepertinya tak akan jauh dari 10 kecamatan lainnya di Kota Depok," kata Imam yang berasal dari Dapil Depok-Bekasi tersebut.

Imam masih yakin pasangan Asyik menjadi pemenang di Pilgub Jabar. "Tim  Insya Allah, kita akan kawal semua penghitungan se-Jabar agar tidak ada kecurangan."

Imam juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan pilkada ini berlangsung dengan baik dan aman, khusus pendukung Asyik terima kasih atas segala perjuangannya. "Kita tunggu hasil resmi tim Asyik dan KPU Jabar," tegas Imam.

Pilgub Jabar 2018 diikuti oleh empat pasangan, yaitu Ridwan Kamil dan UU Ruzhanul Ulum yang diusung oleh NasDem, PPP, PKB, dan Hanura mendapatkan nomor urut 1. Pasangan Hasanuddin dan Anton Charliyan yang didukung oleh PDIP mendapat nomor urut 2; Pasangan calon Sudrajat/Ahmad Syaikhu yang diusung oleh PKS, PAN, dan Gerindra menempati nomor urut 3. Pasangan Deddy Mizwar/Dedi Mulyadi yang didukung oleh Golkar dan Demokrat mendapat nomor urut 4.

photo
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat no urut 3, Ahmad Syaikhu baru saja datang ke posko media center Sudrajat-Syaikhu (Asyik) di Hotel Grand Preanger untuk memantau hasil Quick Count, Rabu (27/6).

Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai faktor utama yang membuat suara pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) pada Pilgub Jabar melonjak tinggi. Yaitu, bekerjanya mesin politik.

Menurut dia, ini mengakibatkan prediksi hasil survei sebelum pencoblosan meleset.
"Data riset Pusat Studi Sosial Politik Indonesia (Puspol Indonesia) menemukan bahwa 98 persen mesin politik pasangan Asyik khususnya mesin PKS bekerja optimal di hari-hari kampanye terakhir. Disusul kemudian mesin PAN dan Gerindra," kata Ubeidilah, Kamis (28/6).

Ubedilah mengakui, dari fakta lapangan Puspol, mesin politik Gerindra memang yang paling kecil bergerak. Namun secara umum, mesin politik partai pendukung pasangan Asyik tersebut unik bisa bergerak. Padahal, berdasarkan wawancara Puspol dengan tim pemenangan Asyik, partai-partai pendukungnya tidak memiliki banyak dana kampanye.

Meski begitu, menurut Ubedilah, mesin politik partai bekerja sangat optimal dengan cara mendekati dan mengajak para pemilih di hari-hari terakhir kampanye agar menjatuhkan pilihan pada pasangan Asyik. "Baik melalui darat, person to person langsung, maupun melalui udara di dunia maya," ujarnya.

Ubedilah melanjutkan, motivasi yang membuat mesin politik ini berjalan sangat kuat, karena kesadaran keagamaan dan semangat untuk kebaikan yang memiliki nilai di hadapan Tuhan. Tak hanya itu, mesin politiknya bekerja karena di pasangan ini ada para tokoh ulama dan tokoh masyarakat yang turut mengajak memilih Asyik.

Efek Prabowo Subianto dan mantan gubernur Jabar Ahmad Heryawan, jelas Ubedilah, juga memberi kontribusi suara pada pasangan Asyik meski tidak sebesar faktor mesin politik. Dalam penelitian Puspol pun, ada 87 persen pemilih menyatakan memilih pasangan Asyik karena didekati kader PKS yang berakhlak baik di tengah masyarakat.

Akibatnya, menurut Ubedilah, semua lembaga survei seolah terjerumus dalam kuburan saat melakukan survei di Jawa Barat. Karena, papar dia, hasil semua lembaga survei terkemuka gagal memprediksi elektoral pasangan Asyik karena rata-rata surveinya menempatkan pasangan Asyik kalah bahkan dengan perolehan suara di bawah 10 persen.

Tapi faktanya, Ubedilah mengatakan, hasil quick count atau hitung cepat lembaga survei terkemuka menunjukkan pasangan Asyik kurang lebih mencapai 29.50 persen. Lompatan suara yang dahsyat ini melebihi 20 persen ketimbang hasil survei sejumlah lembaga terkemuka.

"Selisihnya dengan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum tidak jauh berbeda, hanya 1 sampai 2 persen, sehingga dengan margin error 1 persen pun memungkinkan dalam hitungan manual pasangan Asyik memenangkan Pilkada Jawa Barat 2018," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement