REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menilai faktor figur menentukan kemenangan dalam Pilkada serentak 2018. Ini menjadi pelajaran bagi partai politik bahwa memutuskan dukungan kepada pasangan calon harus sejalan dengan keinginan rakyat.
"Pilkada kemarin menunjukan bahwa figur itu penting, boleh saja tidak suka dengan partai namun kalau figurnya suka maka orang tetap pilih," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (28/6).
Dia mengatakan Pilkada 2018 menunjukan bahwa partai besar tidak bisa semaunya saja mengajukan pasangan calon yang pada realitasnya ditolak oleh rakyat. Hal ini seperti terlihat pada Pilkada Jawa Barat.
Pada Pilkada Jabar, Zulkifli mencontohkan, pasangan TB Hasanuddin-Anton Charlyan yang didukung PDI Perjuangan hanya memperoleh sekitar 12 persen berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei. "Jadi di Pilkada Jawa Barat menunjukan basis santrinya kuat sekali," ujarnya.
Menurut dia, Pilkada 2018 memetakan basis-basis dukungan sehingga para capres harus benar-benar berhitung secara cermat. Misalnya, ia mencontohkan, pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah baru dipasangkan tiga bulan dan tidak memiliki logistik banyak, mampu meraih hasil.
“Lalu Ganjar yang kerja hampir lima tahun dan basis dukungan kuat dari PDI Perjuangan," katanya.
Referensi pilpres
Menurut dia, hasil Pilkada 2018 berpengaruh terhadap konstelasi politik di Pemilu Presiden 2019. Namun, ia mengatakan, tergantung kombinasi calon presiden dan calon wakil presiden yang diajukan serta partai politik pendukungnya.
Wakil Sekjen DPP PAN Saleh Partaonan Daulay mengatakan para kandidat yang akan bertarung di Pilpres 2019 dapat menjadikan hasil Pilkada 2018 sebagai referensi. Menurut dia, para kandidat akan bisa melihat partai mana saja yang bekerja sungguh-sungguh dalam memenangkan pilkada.
"Dengan begitu, terlihat jelas partai-partai yang memiliki jaringan yang siap bekerja dan bekerjasama dengan partai-partai lainnya," katanya.
Wakil Sekretaris Jenderal PAN Saleh Partaonan Daulay. (RepublikaTV)
Menurut dia, secara umum dari seluruh penghitungan hitung cepat yang dilakukan, PAN berhasil memenangkan pilkada 58,8 persen. Hasil itu adalah tertinggi dibandingkan dengan partai-partai lain.
Melihat pada hasil itu menurut Saleh, PAN tentu diharapkan akan lebih mudah berbicara dengan partai-partai lain. Termasuk untuk membicarakan bergabung dengan koalisi yang telah ada maupun kemungkinan untuk membentuk koalisi baru.
Dia mengatakan PAN hingga saat ini belum memutuskan langkah final. PAN masih akan menjajaki dulu berbagai kemungkinan, termasuk kemungkinan membuat poros baru bersama dengan yang lain.