Kamis 28 Jun 2018 07:17 WIB

Pengaruh Prabowo Kuat di Jabar

Berdasarkan survei, pendukung Prabowo umumnya loyal terhadap yang didukung Prabowo.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ani Nursalikah
etua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bersama Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai Koalisi Asyik, Sudrajat (kiri) - Ahmad Syaikhu (kanan) saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3).
Foto: Republika/Prayogi
etua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bersama Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai Koalisi Asyik, Sudrajat (kiri) - Ahmad Syaikhu (kanan) saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaruh Prabowo dinilai masih cukup kuat di Provinsi Jawa Barat (Jabar). Hal ini terlihat dari hasil hitung cepat pilgub Jabar, pasangan Mayjen Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) yang diusung Gerindra menempati posisi kedua.

Dalam hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, paslon nomor urut 3, Mayjen Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik), menempati posisi kedua perolehan suara tertinggi dengan 27,98 persen. Sementara itu, paslon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, unggul dengan 32,98 persen suara.

Padahal, berdasarkan survei terakhir, paslon Asyik masih kalah dengan paslon nomor 4, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. "Artinya, strategi pasangan Asyik untuk menarik asosiasi mereka adalah pasangan yang didukung Prabowo dengan berharap ada tambahan elektoral dari pengaruh Prabowo, memang berhasil," ujar peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, di kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Rabu (27/6).

Baca juga: Ketokohan Prabowo Dinilai Pengaruhi Lonjakan Suara Asyik

Meskipun belum bisa melampaui paslon nomor 1, berdasarkan hitung cepat, paslon nomor 3 dapat menarik suara yang besar. Apalagi, pada awal pencalonan, survei elektabilitas mereka hanya sekitar tiga persen.

"Kalau pilkada sebulan lagi mungkin Asyik bisa di atas itu. Karena kita lihat selisihnya hanya lima persen antara Rindu (paslon 1) dan Asyik (paslon 3)," kata Adjie.

Naiknya elektabilitas paslon Asyik ini dinilai karena mereka menjadikan Prabowo sebagai endorsement mereka. Berdasarkan hasil dari pilpres 2014, Prabowo menang di Jawa Barat, di atas Jokowi. Selain itu, berdasarkan hasil survei, pendukung Prabowo umumnya loyal terhadap yang didukung Prabowo.

Paslon Asyik mencoba menegaskan kedekatan itu pada acara debat bahwa mereka calon yang diusung Prabowo sehingga muncul kaus #2019GantiPresiden dan GantiGubernur. Selain di debat, kedekatan itu juga terlihat di ruang publik. Kalau dilihat dari ini, kata Adjie, bisa dibilang Prabowo masih punya pengaruh cukup kuat di Jabar.

"Ini adalah tokoh yang didorong Prabowo, bukan Prabowo sendiri. Artinya, ketika Prabowo yang maju mungkin pengaruhnya di Jabar juga masih kuat," kata Adjie.

Kuatnya pengaruh Prabowo juga dapat dilihat di pilkada daerah lainnya, seperti Pilkada DKI yang dimenangkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, lalu elektabilitas Sudirman Said di Jawa Tengah (Jateng) juga meningkat. Meskipun dari hitung cepat Sudirman Said kalah telak, angka pemilihnya meningkat dari survei awal. Apalagi, dia berkompetisi dengan pejawat gubernur yang sangat disukai masyarakat Jateng.

"Paslon Sudirman Said yang di beberapa survei jauh dari Ganjar Pranowo akhirnya di akhir bisa memotong selisih sekitar 10 persen. Padahal, ini basisnya PDIP di Jateng, dan Ganjar adalah petahana yang dari segi popularitas lebih jauh dari dia," kata Adjie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement