REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Calon gubernur (cagub) Ganjar Pranowo menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 2 Kelurahan/ Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (27/6).
Cagub pejawat ini datang di TPS 2 bersama sang istri, Siti Atiqoh tiba di TPS 2 pukul 07.55 WIB. Pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) TPS 2 Kelurahan Gajahmungkur, cagub Jawa Tengah nomor urut 1 ini tercatat di nomor 266.
Sedangkan Siti atikoh tercatat di nomor 267 di antara 282 jumlah pemilih tersebut. Mengenakan setelan kasual hem putih lengan panjang dan celana jins biru, Ganjar termasuk dalam daftar pemilih yang datang lebih awal.
Setelah menyelesaikan proses administrasi pemilihan di petugas TPS ini, ia hanya menunggu sekitar 10 menit sebelum namanya dipanggil menerima surat suara dari petugas TPS dan selanjutnya menuju bilik suara bersama sang isteri.
Usai menggunakan hak pilihnya, Ganjar menyampaikan terimakasih kepada para pendukungnya dan para pendukung pasangan cagub- cawagub, Sudirman Said- Ida Fauziyah.
Karena sampai dengan saat pemungutan suara pilgub Jawa Tengah tahun 2018 ini situasi Jawa Tengah tetap adem ayem dan tetap sejuk. Masyarakatnya juga lebih dewasa dalam berpolitik.
Ia berharap kondisi dan situasi ini tetap dijaga hingga proses pilgub Jawa Tengah berakhir. Ia juga mengimbau kerukunan dan keharmonisan masyarakat merupakan aset sosial yang sangat berharga.
"Jangan sampai masyarakat Jawa Tengah ini terbelah hanya karena perbedaan dalam menentukan pilihan pada pilgub Jawa Tengah kali ini," katanya.
Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Solo mengkonfirmasi adanya temuan berupa tanda tertentu pada surat suara yang akan digunakan saat pencoblosan Pilgub Jateng pada Rabu (27/6). Ketua Bawaslu Kota Solo, Budi Wahyono membenarkan adanya temuan tersebut, kendati demikian ia menjelaskan tanda yang terdapat di kotak paslon Ganjar-Taj Yasin itu merupakan noda yang tak disengaja sebelum proses pelipatan surat suara.
Budi mengatakan terdapat banyak surat suara yang dinyatakan rusak. Baik karena adanya noda maupun terdapat gambar yang buram.
“Awal surat suara datang ke KPU itu kemudian disortir, sewaktu disortir ada yang kena noda kotor, bukan dicoblos tapi ada kaya titik, ada yang buram, macam-macam jadi kerusakan surat suara sebelum pelipatan dari percetakan,” tutur Budi saat dikonfirmasi Republika.co.id pada Selasa (26/6).
Budi pun mengatakan surat suara yang mengalami rusak tersebut telah dimusnahkan. Budi pun memastikan untuk surat suara yang akan digunakan sudah aman dalam kotak suara dan tak terdapat kerusakan.
“(Surat suara) sudah disortir, dan (yang rusak) sudah dimusnahkan,” tutur Budi.