Selasa 26 Jun 2018 09:01 WIB

Sultan Izinkan Bangun Tol di Atas Ring Road

Jalan tol nantinya berdiri di atas ring road utara hingga jalan Yogya-Solo.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Esthi Maharani
Jalan Ringroad Utara Yogyakarta
Foto: yiskandar.wordpress.com
Jalan Ringroad Utara Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Untuk mengatasi kemacetan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terutama Kota Yogyakarta, Sleman dan, kawasan aglomerasi lain, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X tak keberatan dilakukan pembangunan jalan tol di DIY. Meski demikian, pembangunan tol di Yogya memiliki syarat, yakni harus dibangun di atas ring road sehingga tidak terlalu mengganggu aktivitas perekonomian atau tidak banyak memerlukan pembebasan lahan.

Hal itu ditekankan Sultan di sela Syawalan bersama di Kompleks Parasamya, Bantul, Senin (25/6). Ditambahkan Sultan, dalam pengembangan wilayah Yogya dan sekitarnya yang disebut Yogya-Solo-Semarang (Joglosemar) pihaknya sudah ada kesepakatan bersama dengan daerah terkait. 

"Untuk Yogya-Solo direncanakan akan ada jalan tol. Namun, kami keberatan kalau jalan tol tersebut ada di kawasan Prambanan sehingga membutuhkan pembebasan lahan. Hal ini karena kawasan Prambanan dan sekitarnya masih banyak ditemukan situs-situs sejarah yang berharga. Jadi, posisi jalan tol nantinya di atas ring road," kata Sultan.

Adapun jalan tol nantinya berdiri di atas ring road utara yang berlanjut hingga jalan Yogya-Solo. Ia menilai posisi jalan bertingkat ini dirasa lebih efektif dan efisien tanpa mengorbankan situs bersejarah di Prambanan.

Selanjutnya, direncanakan juga ada jalan tol yang dibangun disebelah utara markas TNI wilayah Demak Ijo. Namun, jalan tol ini harus tetap dibangun di atas, kemudian bersambung di kawasan ring road sebelah barat sehingga melewati atas sungai selokan Mataram.

"Sementara untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di Kota Yogyakarta maka diperlukan pula tambahan pembangunan ring road. Namun, pembangunan ring road nanti tempatnya di mana tidak perlu saya jelaskan di sini. Nanti harga tanah jadi mahal," ujarnya.

Sementara itu, untuk wilayah Tempel dan Prambanan ke selatan dan ke barat serta wilayah Sentolo, Kulon Pprogo, ke utara rencananya akan dibagi menjadi empat jalur sehingga tidak perlu lagi dibangun jalan tol. Selain itu, lanjutnya, untuk Jalan Godean, meski sering terjadi kemacetan dan jalan crowded, dia keberatan di wilayah tersebut dibangun tol. 

“Hal ini karena dipastikan aktivitas perekonomian seperti pasar, toko kelontong masyarakat, dan sebagainya dipastikan tak dapat berkembang jika ada tol,” kata Sultan.

Ia pun menambahkan, pada tahun depan, bandara internasional di Kulon Progo sudah jadi. Ia berharap Bantul sudah siap, termasuk ketika harus menjadi tujuan wisata utama karena posisi Bantul yang akan dilewati. Namun demikian, Bantul masih memiliki problem, yakni investasi yang masih tampak belum maksimal berkembang.

"Bantul jaraknya 15 kilometer dari Yogyakarta. Namun, untuk mendapatkan fasilitas hotel agak susah karena hanya ada beberapa hotel. Meski demikian, tidak masalah karena satu per satu wilayah akan tumbuh dan berkembang, meski tidak secara langsung dan bersamaan. Tinggal bagaimana strategi marketing-nya bagi  pembangunan ke depannya," kata Sultan menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement