Senin 25 Jun 2018 20:50 WIB

Kiat Lombok Barat Tekan Stunting

Angka stunting yang cukup tinggi sebesar 49,8 persen pada 2007

Rep: M Nursyamsi/ Red: Angga Indrawan
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil
Foto: BBC
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) melalui Dinas Kesehatan Lobar meluncurkan gerakan "Tiga Jurus Selamat Generasi Lombok Barat".

 

Bupati Lobar Fauzan Khalid, Bupati Lobar mengatakan, tiga jurus tersebut ialah amanah rapat kerja nasional untuk menangani secara serius permasalahan stunting, tuberkolosis (TBC), dan peningkatan kapasitas imunisasi. Fauzan menyadari tiga persoalan itu memerlukan kerja semua pihak. 

 

"Ini bukan hanya tugas pemerintah, namun semua pihak. Saya harap nanti pemerintah desa pun menyisihkan alokasi dana desa dari APBD kita untuk membantu penanganan stunting ini," kata Fauzan saat peluncuran program ini di Bencingah Agung Kantor Bupati Lombok Barat, NTB, Senin (25/6).

 

Fauzan menyebutkan, Kabupaten Lombok Barat memiliki angka stunting yang cukup tinggi sebesar 49,8 persen pada 2007. Namun, ia katakan, dalam tahun-tahun berikutnya, terutama pada tiga tahun terakhir, Pemkab Lombok Barat berhasil menurunkannya menjadi 32,01 persen.

 

"Penurunan drastis tersebut membuat Bappenas tertarik menjadikan Lobar sebagai model daerah percontohan penurunan kasus stunting di tingkat nasional," katanya. 

 

Namun begitu, Fauzan mengatakan, penurunan stunting harus menjadi perhatian serius. Pemkab Lobar melalui Kepala Dinas Kesehatan Lobar, lanjutnya, telah melakukan study banding bersama pemerintah pusat ke Vietnam sebagai negara yang sukses menangani stunting.

 

Kepala Dinas Kesehatan Lobar Rachman Sahnan Putra mengatakan, terdapat beberapa intervensi dalam penanggulangan tiga hal tersebut, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

 

Rachman menjelaskan, intervensi spesifik dilakukan jajaran kesehatan berupa penanganan teknis kesehatan dan pengobatan, namun hanya berkontribusi 30 persen. Sedangkan intervensi sensitif adalah intervensi nonkesehatan berupa jaminan ketersediaan pangan, perbaikan sanitasi, air bersih, serta keamanan pangan. Intervensi ini, kata dia, berkontribusi 70 persen terhadap penanggulangan stunting.

 

"Artinya ini membutuhkan kesadaran dan aksi seluruh pihak," kata Rachman. 

 

Rachman menyebutkan, sejumlah upaya intervensi spesifik telah dilakukan Pemkab Lobar, mulai dari membangun sistem informasi, seperti e-Pukesmas, e-Pustu, dan e-Posyandu, serta menguatkan aspek pelayanan ke masyarakat, terutama pada seribu hari pertama kehidupan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement