Sabtu 23 Jun 2018 21:17 WIB

Kecanduan Gim Digolongkan Sebagai Gangguan Perilaku

Seseorang kecanduan bila tidak dapat mengendalikan keinginan bermain gim.

Pria bermain video gim.
Foto: pixabay
Pria bermain video gim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan seseorang yang lebih memprioritaskan bermain gim daripada melakukan kegiatan positif lain dikatakan mengalami gangguan perilaku. "Itu sebagai behavioral disorder, saya tidak mengatakan mental disorder, saya lebih mengatakan behavioral disorder. Itu saya setuju," kata Anung dalam keterangan pers Kementerian Kesehatan yang dikutip di Jakarta, Sabtu (23/6).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menetapkan kecanduan gim atau game disorder ke dalam versi terbaru International Statistical Classification of Diseases (ICD) sebagai penyakit gangguan mental untuk pertama kalinya. ICD merupakan daftar klasifikasi medis yang dikeluarkan WHO berisi daftar penyakit berikut gejala, tanda, dan penyebabnya. ICD menjadi standar internasional untuk pelaporan penyakit dan kondisi kesehatan dan digunakan seluruh praktisi kesehatan di dunia.

Dalam versi terbaru ICD-11, WHO menyebut kecanduan gim merupakan gangguan yang disebabkan kebiasaan atau kecanduan. WHO mendefinisikan kecanduan gim sebagai pola perilaku bermain, baik permainan daring maupun luring juga game digital atau video game dengan beberapa tanda.

Orang disebut sudah kecanduan gim apabila tidak dapat mengendalikan keinginan bermain gim, lebih memprioritaskan bermain gim dibandingkan minat terhadap kegiatan atau aktivitas lainnya, terus bermain gim meski ada konsekuensi negatif yang jelas terlihat.

WHO juga menyebutkan seseorang telah kecanduan gim bila pola perilaku tersebut sangat kuat dan berdampak baik terhadap pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan, maupun area penting lainnya, dan terlihat jelas selama setidaknya 12 bulan. Dengan dimasukkannya kecanduan game ke dalam ICD-11 akan meningkatkan perhatian profesional kesehatan terhadap risiko gangguan kesehatan atas pola perilaku tersebut, sehingga perlu pengembangan tindakan pencegahan dan pengobatan yang relevan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement