Sabtu 23 Jun 2018 07:16 WIB

Beberapa Daerah Mulai Antisipasi Musim Kemarau

Sejumlah titik rawan kekeringan dan kebakaran sudah dipetakan

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Kekeringan
Foto: Antara
Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Meningkatnya titik panas sejak Januari lalu berpotensi pada terjadinya kekeringan hingga kebakaran hutan di sejumlah wilayah. Beberapa daerah di Jawa Tengah pun bersiap mengantisipasi terjadinya kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Di Kabupaten Wonogiri misalnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri telah memetakan sejumlah titik yang rawan terjadinya kekeringan dan kebakaran. BPBD Wonogiri pun telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi jika terjadi kekeringan dan kebakaran baik di wilayah hutan, lahan, maupun pemukiman warga.

“Berdasarkan info BMKG untuk Wonogiri itu kemarau sudah sejak April kemarin dan ini akan berlangsung prediksinya sampai September. Kita sudah melaksanakan rakor sebelumnya dan intinya persiapan terkait dampak kemarau,” tutur Kepala BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto kepada Republika pada Jum’at (22/6).

Bambang menjelaskan memasuki musim kemarau, BPBD Wonogiri beserta stakeholder terkait telah berkoordinasi mengantisipasi sejumlah persoalan diantaranya yakni kebutuhan air baku, kebutuhan irigasi, kesehatan masyarakat karena perubahan musim, ketahanan pangan, hingga kebakaran lahan dan pemukiman warga. Bambang mengatakan ada sekitar 31 desa di 7 Kecamatan yang mendapat perhatian penuh lantaran masuk pada wilayah rawan kekeringan dan kebakaran.

Sebagai antisipasinya, Pemkab Wonogiri pun mengambil langkah dengan mengambil air bawah tanah dan mengoptimalisasikan perpipaan di daerah rawan kekeringan dan kebakaran. Misalnya di Wonogiri Selatan, wilayah tersebut jelas Bambang sangat berpotesi terancam kekeringan. Sebab itu, pihaknya pun memanfaatkan sumber air bawah tanah untuk memenuhi pasokan air bagi warga setempat.

“Untuk kebakaran hutan atau lahan ini belum terjadi tapi kami sudah petakan, ada wilayah hutan di Alas Ketu, Mbaturetno, Elmoko dan juga Manyaran,” katanya.

Hal serupa juga dilakukan BPBD Kabupaten Karanganyar. Terlebih beberapa hari lalu, terjadi kebakaran di wilayah hutan di lereng Gunung Lawu. BPBD Kabupaten Karanganyar pun bersiap melakukan rapat korrdinasi untuk menghadapi musim kemarau.

“Rencananya setelah Pilkada akan kami gelar rapat koordinasi dan apel kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau,” kata Kepala BPBD Kabupaten Karanganyar Bambang Jatmiko.

Bambang mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi bulan lalu kepada masyarakat untuk bersiap menghadapi musim kemarau tahun ini. Selain memastikan terpenuhinya persediaan air bersih, jelas dia Pemkab Karangnyar pun telah membuat embung sumur untuk mengahdapi musim kering. Berdasarkan BMKG, terjadi peningkatan titik panas atau hotspot sekitara 30 persen dari tahun lalu pada periode Januari hingga Juni. Bahkan Kementerian Lingkungan Hindup dan Kehutanan (KLHK) telah menetapkan delapan Provinsi di Kalimantan dan Sumatera dalam status siaga terjadinya karhutla di musim kemarau.


Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement