Sabtu 23 Jun 2018 00:00 WIB

Wiranto tak Yakin Iriawan Dongkrak Elektabilitas Satu Cagub

Menkopolhukam menilai sulit bagi Iriawan mendongkrak elektabilitas cagub tertentu.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menko Polhukam) Wiranto membantah pengangkatan Komisaris Jenderal (Komjen) Iriawan sebagai pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, untuk memenangkan salah satu pasangan calon tertentu di Pilkada Jabar. Sebab, menurut Wiranto hanya tersisa sedikit waktu sebelum pemungutan suara pilkada Jabar dilaksanakan.

"Tidak perlu dipermasalahkan (penunjukan Iriawan), karena orientasinya hanya ingin melakukan suatu langkah-langkah yang mendukung Pemilu sukses di Jawa Barat. Sukses bukan mensukseskan salah satu paslon ya," ujar Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (22/6).

Paslon yang dimaksud dalam hal ini adalah pasangan TB Hasanuddin dan mantan Kapolda Jawa Barat, Anton Charliyan (Hasanah) atau Paslon Nomor 2.  Wiranto menegaskan bahwa penunjukan Iriawan juga sudah sesuai dengan hukum yang berlaku. Dia juga meyakini bahwa posisi Iriawan belum tentu akan memenangkan paslon Hasanah karena saat ini paslon tersebut berdasarkan survei, elektabilitasnya masih di bawah.

"Karena toh sekarang hasil surveinya sangat di bawah, dalam waktu seminggu tidak mungkin didongkrak sampai menang. Maaf ya saya bicara seperti ini. Harus blak-blakan jangan sampai timbul kecurigaan," kata Wiranto.

Wiranto menjelaskan bahwa penunjukkan Iriawan sebagai Pj Gubernur Jabar dilakukan saat yang bersangkutan sudah tidak lagi menjabat di struktur kepolisian. Penunjukan Iriawan sebelumnya sempat Wiranto batalkan karena saat itu Iriawan masih menjabat sebagai perwira polri yang aktif duduk di lembaga struktural kepolisian sebagai Asisten Operasi (Asops) Mabes Polri.

Namun, menurutnya pada saat Iriawan dipindahkan menjadi Sekretaris Utama (Sestama) Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), Iriawan tidak lagi menjabat struktur kepolisian. "Ada 11 lembaga yang walaupun masih aktif sudah tidak lagi menjabat di struktur Kepolisian itu tidak ada masalah. Seperti misalnya Pak Carlo Tewu dulu yang merupakan staf Kemenko Polhukam juga tahun lalu kita tugasi ke Sulawesi Tenggara sana sebagai Plt gubernur, tidak ada masalah," jelas Wiranto.

Dengan pengalaman dan keahlian Iriawan, kata Wiranto, maka Iriawan dinilai memiliki kualitas untuk mengamankan daerah Jabar, agar dalam pelaksanaan Pilkada tetap aman dan kondusif serta masyarakat bisa memilih dengan baik dan tenang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement