REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur (Wagub) Sumatra Barat (Sumbar) Nasrul Abit menilai kemacetan pada libur Lebaran 2018 lebih parah daripada 2017. Antrean kendaraan mencapai 10 jam untuk beberapa jalur utama.
"Tahun 2017, kemacetan untuk jalur Padang-Bukittinggi dan Padang-Pesisir Selatan sekitar delapan jam. Tahun ini sampai 10 hingga 12 jam," katanya sehabis halal bihalal dengan ASN Sekretariat Provinsi Sumbar di halaman kantor gubernur setempat, Kamis (21/6).
Kemacetan parah itu terjadi pada Sabtu (16/6) hingga Senin (18/6). Kemacetan diperkirakan karena jumlah kendaraan di Sumbar dan kendaraan pemudik yang masuk selama libur Lebaran meningkat dari tahun sebelumnya.
Namun, untuk mengetahui penyebab pastinya, butuh evaluasi menyeluruh dari beberapa variabel, seperti jumlah kedatangan di BIM dan tingkat hunian hotel. Nasrul mengatakan, kemacetan itu pada satu sisi harus menjadi pelajaran agar tidak terulang pada tahun berikutnya.
Di sisi lain, ada hal yang perlu disyukuri karena kemacetan itu rata-rata terjadi pada jalur yang menghubungkan dengan destinasi wisata. Artinya, destinasi wisata di Sumbar makin diminati oleh wisatawan nusantara, terutama dari provinsi sekitar.
Hal itu juga harus dievaluasi, terutama untuk meningkatkan fasilitas di tempat wisata agar bisa memberikan kenyamanan pada wisatawan. Salah seorang warga Payakumbuh, Savendra, menyebutkan, ia mengalami kemacetan parah jalur Bukittinggi-Payakumbuh pada Ahad (17/6).
Jarak tempuh dua kota berdekatan itu sekitar 30 kilometer yang biasa bisa ditempuh selama 30 menit, tetapi hari itu ia terkurung macet luar biasa hingga waktu tempuh menjadi 9,5 jam. Pemerintah harus bisa mengantisipasi hal itu agar tidak terjadi lagi pada Lebaran 2019.