Kamis 21 Jun 2018 10:29 WIB

Said Aqil: Nasionalisme Bung Karno adalah Nasionalisme Islam

Nasionalisme Bung Karno sama dengan nasionalisme milik KH Hasyim Asy’ari.

Rep: Febrianto Adi Saputro / Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj
Foto: Ist
Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengatakan nasionalisme Presiden pertama RI Soekarno bukanlah nasionalisme sekuler ala Barat. Ia mengatakan nasionalisme Bung Karno merupakan nasionalisme Islam.

Said Aqil mengungkapkan itu ketika menghadiri Kenduri 1.001 Tumpeng Haul Presiden Pertama RI Soekarno ke-48, yang digelar di Makam Bung Karno, Kota Blitar, Rabu (20/6). “Nasionalisme Bung Karno bukan nasionalisme sekuler, bukan nasionalisme-nya Ernest Renan,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (21/6).

Ia mengatakan, nasionalisme Bung Karno sama dengan nasionalisme milik KH Hasyim Asy’ari, sobiyyun min qolbin mukmin, lahir dari hatinya seorang yang beriman. “Pas seperti KH Hasyim Asy’ari mengatakan hubbul wathan minal iman,” ujar Kiai Said.

Kiai Said menjelaskan, salah satu bentuk nasionalisme Islam ala Bung Karno adalah adanya Menteri Penghubung Alim-Ulama saat pemerintahannya pada 1960-an. Menurutnya Menteri Penghubung Alim-Ulama ini berbeda dengan Menteri Agama.

“Jadi betapa Bung Karno adalah seorang yang sangat-sangat religius. Sangat nasionalis dan sangat religius,” ujar Said Aqil.

Said Aqil juga menjelaskan alasan hubungan Bung Karno dengan para kiai begitu dekat. Menurutnya, hal itu karena beliau yakin negara ini hanya bisa kuat jika kalangan nasionalis bersatu dengan para ulama dan santri.

“Tidak mungkin kaum nasionalis saja tanpa kalangan santri. Begitu juga santri saja, santri yo pake sendal, pake sarung, enggak mungkin itu mengemban amanat yang besar. Ini harus bersatu, dua-duanya nasionalis santri, santri nasionalis,” kata dia.

Ia mengatakan haul seperti yang dilakukan di Indonesia menunjukkan Islam Nusantara. Sebab, ia menuturkan, tradisi peringatan haul seperti yang dilakukan di Indonesia tidak dikenal di Timur Tengah. 

“Itulah Islam Nusantara yang lahir dari tokoh-tokoh Islam yang cerdas, ada tahlilnya ada fatihahnya ada tabur bunganya. Inilah Islam Nusantara,” kata dia.

Haul Bung Karno juga dihadiri oleh pasangan calon Pilkada Jawa Timur 2017, Gus Ipul-Puti. Tampak hadir pula Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Begitupula dengan sejumlah ulama serta tokoh nasional seperti, seperti KH Nurul Huda Djazuli, KH Zainuddin Djazuli, KH Anwar Iskandar, KH  Fuad Djazuli.  Sementara tokoh politik yang hadir, yakni Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, dan Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah.  

Anggota Dewan Pengarah BPIP Mahfud MD, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkumham Yasonna Laoly, Menpora Imam Nahrawi, Menaker Hanif Dhakiri, Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo, Menristek Mohamad Nasir, Kepala BIN Budi Gunawan. Dari kalangan kepala daerah tampak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement