REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Masyarakat Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyerbu pedagang janur kuning. Janur kuning diserbu karena sebagai bahan membuat ketupat dan "bantal" atau jajanan khas yang terbuat dari ketan pada H-1 Lebaran Topat di Mataram, Kamis (21/6).
Lebaran Topat akan dirayakan masyarakat di Pulau Lombok pada Jumat (22/6) setelah seminggu Hari Raya Idul Fitri. Di sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Dasan Agung, Ampenan, Kebon Roek, Cakranegara, masyarakat sejak pagi langsung menyerbu para pedagang yang datang dari luar Kota Mataram. Pedagang janur kuniung itu berasal dari Gunungsari, Kekait, Medas dan Wadon Kabupaten Lombok Barat.
Mahsan (45) salah seorang pedagang janur kuning dari Medas Lombok Barat, mengatakan, saat penampahan atau H-1 Lebaran Topat sekarang ini dapat jualan janur kuning hingga Rp 150 ribu. "Pada hari biasa dalam sehari saya hanya mampu mendapatkan Rp 30 ribu. Alhamdulillah, ini merupakan rejeki tahunan dari Allah yang harus disyukuri," ujar bapak dua anak ini.
Masyarakat rata-rata membeli janur kuning 40 lembar hingga 50 lembar dengan harga Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per sepuluh lembar. Namun ada juga yang membeli bahan ketupat yang sudah jadi dengan harga berkisar Rp 5.000 hingga Rp 7.500 per 10 biji.
Pada hari Lebaran Topat masyarakat Lombok rata-rata mengganti nasi dengan makan ketupat. Mulai dari sarapan, makan siang hingga makan malam. Namun ada juga yang tidak senang ketupat. Ketupat dan jajan 'bantal' yang dibuat penduduk di samping untuk hidangan di rumah, juga dibawa sebagai bekal untuk wisata ke sejumlah objek wisata terutama di kawasan pinggir pantai.
Khusus di Kota Mataram, perayaan puncak Lebaran Topat akan dilaksanakan di Makam Loang Baloq. Makam ini merupakan salah satu makam yang dikeramatkan masyarakat di Pulau Lombok dan Pantai Loang Baloq di Kecamatan Sekerbela.
Asisten I Setda Kota Mataram Lalu Martawang sebelumnya mengatakan, kegiatan hiburan rakyat dalam rangka Lebaran Topat dikemas dalam "Kemilau Topat Mentaram". Menurutnya, beberapa kegiatan yang akan menyemarakkan kegiatan Lebaran Topat antara lain, prosesi topat agung, lomba panahan, festival layang-layang dan parade perahu layar yang dibuka untuk masyarakat umum.
"Namun karena puncak Lebaran Topat jatuh pada hari Jumat, kemungkinan kegiatan akan lebih banyak dilaksanakan setelah Shalat Jumat," ujarnya.
Perayaan Lebaran Topat di Pulau Lombok dirayakan seminggu setelah Lebaran Idul Fitri. Acara ini sangat kental dengan nilai-nilai adat, budaya, dan ibadah. Mulai dari zirah ke makam-makam yang dikeramatkan untuk mengingat jasa-jasa para solihin, tokoh dan mubaliq besar Islam yang telah membangun sumberdaya manusia agar umat Muslim tetap dalam iman dan ketakwaan.
"Tradisi dan budaya di Pulau Lombok tidak bisa terpisahkan dengan nilai-nilai Islami. Karena itu mari semarakkan Lebaran Topat untuk melestarikan tradisi dan budaya Islami yang tidak ada di daerah-daerah lain," katanya.