REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penjabat Gubernur Jawa Barat M Iriawan melaksanakan agenda pertamanya sejak dilantik pada Senin (18/6) lalu. Iriawan memberi pengarahan di rapat koordinasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, di Hotel Crown, Bandung, Selasa (19/6).
Dia menyampaikan, kini Jabar sudah memasuki masa akhir kampanye. Itu berarti waktu pencoblosan, pemungutan, perhitungan, rekapitulasi, hingga penetapan akan segera tiba. Pilgub akan dilangsungkan pada 27 Juni mendatang.
Iriawan meminta dilakukannya pengecekan distribusi semua peralatan, termasuk surat suara dan formulir. Ia tidak ingin ada kekurangan perlengkapan. "Jangan lengah, pada pelaksanaannya ada formulir yang tidak ada, surat suara kurang. Nanti tidak bagus," ujarnya.
Dia menilai, suksesnya penyelenggaraan pemilu adalah hak politik masyarakat. Koordinasi dengan aparat terkait, seperti Polri dan TNI, mutlak diperlukan.
Iriawan menjelaskan Polri terlibat langsung untuk pendistribusian dan pengamanan surat suaranya. Ia mengingatkan agar penyelenggara pemilu segera mengontaknya jika ada masalah. "Beritahu agar saya bisa kontak Polri," ungkapnya.
Menurut Iriawan, salah satu indikator suksesnya pilgub adalah jumlah partisipasi masyarakat Jawa Barat dalam menggunakan hak pilihnya. Ketika angka golput berkurang maka pemilu bisa disebut sukses.
"Saya minta masyarakat yang punya hak pilih agar menyuarakan suaranya, datang ke TPS, kami jamin aparat setempat bisa mengamankan," kata Iriawan.
Dia juga memastikan netralitasnya sebagai penjabat gubernur Jabar. Ia berjanji tidak memihak pada pasangan calon manapun.
"Itu menjadi catatan penting karena kalau itu terjadi maka akan tercoreng," ucapnya.
Pilkada Jabar diikuti oleh empat pasangan cagub-cawagub. Selain Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, tiga pasangan yang memeperebutkan kursi Jabar 1 adalah Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, dan Anton Charliyan-TB Hasanuddin.