REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat peningkatan pasien akibat pengaruh kolesterol jahat dalam makanan pascaperayaan Idul Fitri 1439 Hijriyah/2018 Masehi. Berdasarkan data kunjungan, jumlah rata-rata pasien yang diterima di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kota Bekasi berkisar 60 sampai 70 orang sejak H+1 Lebaran.
Menurut Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Kota Bekasi, dr. Librianti, pasien dengan gangguan kolesterol itu rata-rata mengeluhkan gejala stroke, gangguan jantung, diabetes. Selain itu, ada pula yang mengeluhkan pneumonia atau radang paru-paru pada anak.
Dari jumlah tersebut, sekitar 30-40 pasien harus dirawat inap, sedangkan sisanya rawat jalan karena masih bisa ditangani oleh dokter jaga IGD. "Jumlah kunjungan pasien diabetes dan stroke selama Lebaran ini sekitar 50-60 persen dari total kunjungan IGD," katanya di Bekasi, Selasa (19/6).
Secara keseluruhan, jumlah pengunjung RSUD pascalebaran rata-rata mengalami peningkatan sekitar 10 persen. Librianti mengatakan, berbagai penyakit kronik umumnya cenderung akan mengalami kekambuhan setelah Lebaran.
Ini lantaran budaya silaturahim berkunjung ke rumah sanak keluarga dan kerabat. "Selama berkunjung ini biasanya kita mengonsumsi berbagai makanan dan minuman yang disediakan lebih banyak dan bervariasi," katanya.
Umumnya, makanan dan minuman tersebut tinggi lemak, manis dan asin serta kue-kue manis dengan kalori tinggi, mengandung coklat dan keju. Kue cake biasanya dibuat dengan kuning telur yang banyak mengandung kolesterol tinggi.
Selain itu, banyak hidangan makan yang mengandung santan. "Makanan yang bersantan juga mengandung lemak. Apalagi jika makanan tersebut dimasak berulang-ulang sehingga lemak jenuhnya semakin tinggi dan ini sudah tidak baik untuk kesehatan," katanya.
Menurut dia, stroke dan diabetes ini adalah penyakit yang cukup berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian. Penderita stroke diakibatkan adanya penyumbatan pembuluh darah di otak karena banyaknya lemak atau kolesterol jahat yang menumpuk menjadi plak.
“Bahkan lemak jenuh itu juga mampu menghambat aliran darah ke organ jantung yang berdampak kematian," katanya.