REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Suasana pasar subuh atau pasar apung di Banjarmasin serta sekitar dalam daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) belum normal hingga H+3 lebaran Idul Fitri 1439 Hijriah. Pedagang pasar tumpah atau pasar subuh yang menjadi tradisi di belakang terminal induk Banjarmasin yang berjualan, baru sekitar 50 persen dari lapak yang tersedia.
Padahal hari-hari biasa lapak Pasar Terminal dengan aktivitas berjualan ikan basah, sayur mayur dan keperluan dapur atau rumah tangga itu terisi berkisar antara 90 hinga 95 persen. Begitu pula pasar tumpah dan pasar subuh di Jalan A Yani Km 8 dan Jalan Pemurus Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, jumlah pedagang masih kurang bila dibandingkan dengan keadaan hari-hari biasa sebelum lebaran 1439 H.
Belum normalnya suasana pasar tumpah dan pasar subuh tersebut karena sebagian pedagang belum kembali dari mudik lebaran bersama keluarga di kampung halaman atau leluhur mereka. Kebanyakan pedagang tersebut berasal dari daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel. Yang meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong.
Kendati pedagang atau aktivitas pasar tumpah dan subuh tersebut belum normal, tidak sampai membuat lonjakan harga barang kebutuhan pokok untuk keperluan rumah tangga. Sebagai contoh harga telur bebek per butir Rp 2.700 atau sama mendekati lebaran. Telur ayam ras per kilogram dari sebelumnya Rp 23.500, menjadi Rp 26 ribu, serta ikan segar dari Rp 40 ribu menjadi Rp 45 ribu per kg.
Kemudian daging sapi harganya tetap seperti menjelang lebaran yaitu Rp 120 ribu per kg. Daging ayam ras sekitar Rp 30 ribu per kg, serta daging ayam kampung Rp 45 ribu per kg. Beberapa pedagang memperkirakan pasar tumpah dan subuh akan normal kembali pekan depan atau seminggu sesudah lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1439 H yang bertepatan 15 Juni 2018.