Kamis 14 Jun 2018 21:51 WIB

Sejumlah Jamaah Bermalam di Masjid Sunda Kelapa

Masjid Agung Sunda Kelapa menjadi tempat menginap jamaah yang beritikaf.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Puluhan warga tiba di Masjid Agung Sunda Kelapa untuk melakukan takbir bersama, Kamis (14/6).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Puluhan warga tiba di Masjid Agung Sunda Kelapa untuk melakukan takbir bersama, Kamis (14/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan warga baik laki-laki maupun perempuan menginap di Masjid Agung Sunda Kelapa pada malam takbiran, Kamis (14/6). Mereka membawa banyak tas yang terlihat penuh, sebagian berisi pakaian atau alas tidur, sisi lainnya dipenuhi dengan makanan bekal. Kebanyakan dari mereka telah menginap sejak beberapa hari akhir Ramadan untuk melakukan itikaf.

Salah satu warga bernama Ariani (47) mengatakan, dirinya telah beberapa hari menginap di Masjid Agung Sunda Kelapa. Sebelumnya, ia melakukan itikaf pada beberapa hari ganjil di akhir Bulan Ramadan. Ia pun memutuskan untuk ikut menginap pada malam takbiran sekaligus melakukan ibadah Shalat Idul Fitri keesokan harinya.

"Sampai pagi (takbiran). Saya ikut nginap. Enak sih di sini. Sudah dari beberapa hari, malam ganjil itulah," kata dia, di lokasi, Kamis (14/6).

Ia mengatakan, meskipun berasal dari Depok, ia mengenal banyak orang di masjid tersebut yang ikut menginap. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan ia memilih Masjid Agung Sunda Kelapa sebagai tempat untuk mengisi malam takbiran. Setiap tahun, Ariani selalu menghabiskan malam takbiran di masjid yang telah berdiri sejak 1970-an itu.

Sementara itu, hal yang sama diungkapkan Nabila (23) yang memutuskan untuk menginap. Ia mengatakan, orang yang menginap pada malam takbiran sudah berkurang apabila dibandingkan pada waktu itikaf.

"Iya saya ikut nginap. Ini sih masih belum banyak, kalau pas puasa tuh lebih banyak lagi orangnya," kata dia.

Beberapa jamaah sudah beberapa kali menginap pada malam takbiran di Masjid Agung Sunda Kelapa. Namun, ada pula yang baru pertama kali datang. Seperti Puji (50), ia mengatakan dirinya ikut menginap di masjid tersebut karena diajak teman.

"Belum pernah sih. Itu diajak teman, jadi mau nyobain juga nginap," kata dia.

Beberapa masyarakat lain yang tidak menginap sebelumnya tiba di Masjid Agung Sunda Kelapa sejak sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka berasal dari berbagai daerah seperti Cirebon, Depok, dan juga sekitar wilayah masjid. Mereka tiba sebelum Maghrib dan menikmati hidangan buka puasa bersama di saat berbuka. Santapan takjil disediakan oleh masjid.

Masjid Agung Sunda Kelapa merupakan salah satu tempat ibadah umat Muslim di Jakarta yang cukup bersejarah. Bangunannya yang unik dan berbeda dari masjid pada umumnya menjadi daya tarik sendiri.

Selain itu, lokasinya di tengah Ibu Kota menyebabkan banyak yang memilih masjid tersebut untuk beribadah. Selain itu, setiap sorenya pada Bulan Ramadan banyak masyarakat berdatangan karena dibagikan takjil gratis.

Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Ramadan Masjid Agung Sunda Kelapa, Ustaz Mulyadi mengatakan sejumlah pengamanan disiapkan selama Ramadan hingga lebaran. "Dari sejak awal puasa, kami mengerahkan petugas keamanan outsource yang terlatih, enam laki-laki dan enam perempuan. Hanya sebulan saja," kata dia.

Mulyadi menambahakan, pihak masjid juga memasang 25 CCTV di berbagai sudut di masjid untuk mengawasi situasi keamanan. "Saya rasa lebih aman sekarang, laporan-laporan kehilangan lebih minim, mungkin karena kesadaran orang untuk beribadah," lanjut dia.

Shalat Idul Fitri pada Jumat (15/6), Masjid Agung Sunda Kelapa menunjuk DR H Ali Hasan Bahar, Lc, MA ditunjuk pihak Masjid Agung Sunda sebagai khatib Idul Fitri. Ia menggantikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sebelumnya direncanakan menjadi khatib Idul Fitri di masjid tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement