Kamis 14 Jun 2018 06:11 WIB

Kapal Patroli Masih Cari Korban Kapal Tenggelam

Kapal tersebut merupakan kapal yang biasanya memuat ikan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah warga melakukan pencarian korban kapal motor Arista yang tenggelam menggunakan kapal rakyat di Pelabuhan Rakyat Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6).
Foto: Abriawan Abhe/Antara
Sejumlah warga melakukan pencarian korban kapal motor Arista yang tenggelam menggunakan kapal rakyat di Pelabuhan Rakyat Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Kapal patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) milik kantor Kesyahbandaran Utama Makassar terus mencari korban tenggelamnya kapal nelayan KM Arista di perairan Pulau Khayangan. Kepala Syahbandar Utama Makassar Victor Viki Subroto mengatakan bahwa hingga pukul 18.00 WITA, dua unit kapal patroli KPLP yang telah tergabung dengan tim SAR terus melakukan pencarian korban yang hilang. Namun, karena waktu, pencarian korban tersebut dihentikan sementara dan akan dilanjutkan kembali pada Kamis (14/6).

"Kapal KM Arista jenis Jolloro dengan berat GT.6 bertolak dari Pelabuhan Paotere pada Rabu (13/6) pukul 13.30 WITA dengan tujuan Pulau Barrang Lompo dan tenggelam di perairan Pulau Khayangan," kata Victor dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Victor menegaskan bahwa kapal tersebut merupakan kapal yang biasanya memuat ikan. Namun, pada saat kejadian, kapal tersebut mengangkut penumpang yang akan berbelanja keperluan Lebaran ke Makassar.

"Tentunya karena KM Arista itu bukan kapal penumpang maka tidak ada manifes penumpang sehingga kapal tersebut berangkat tanpa surat persetujuan berlayar (SPB) dan berangkatnya tanpa sepengetahuan kami selaku regulator di pelabuhan," ujar Victor.

Victor menyesalkan kejadian tersebut terus terjadi sebab selama ini pemerintah terus-menerus menyosialisasikan pentingnya keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Adapun jumlah penumpang yang diangkut belum dapat dipastikan. Namun, menurut informasi dari pemilik kapal, kapal tersebut pada saat itu memuat sekitar 30 (tiga puluh) penumpang.

"Kami tidak tahu berapa kepastian jumlah penumpang yang diangkut oleh kapal tersebut karena tidak adanya manifes. Namun demikian, kami terus melakukan pencarian korban kapal tersebut yang belum ditemukan," ujar Victor.

Sementara itu, speedboat KM Albert yang mengalami kecelakaan laut pada Rabu (13/6) di Pulau Maspari, Sumatra Selatan, berhasil dievakuasi. Direktur KPLP, Junaidi, mengatakan bahwa kapal speedboat tersebut mengangkut 30 orang, termasuk nakhoda dan dua (dua) awak kapal bertolak dari Dermaga Speedboat Kampung Suka Damain, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, dengan tujuan Dusun Sungai Pasir, Ogan, Sumatra Selatan. Para penumpang diselamatkan nelayan Sungai Kong, Sumatra Selatan, sedangan kapal KM Albert sudah ditarik ke Kampung Sungan Pasir, Sumatra Selatan.

"Adapun 25 orang penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat. Nakhoda berserta dua orang awak kapal juga berhasil diselamatkan dan dua orang penumpang meninggal dunia," kata Junaidi.

Junaidi mengatakan bahwa pada saat kejadian cuaca sedang buruk dan ombak tinggi terjadi di perairan tersebut. Oleh karena itu, Junaidi mengingatkan agar nakhoda kapal harus memperhatikan cuaca sebelum berangkat.

"Ditjen Perhubungan Laut rutin mengeluarkan maklumat pelayaran tentang cuaca. Oleh karena itu, kami meminta semua pihak, terutama nakhoda kapal, agar memperhatikan cuaca sebelum berangkat, agar kejadian serupa dapat dihindari di kemudian hari," kata Junaidi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement