REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menyatakan, pengelolaan limbah medis di kabupaten/kota seluruh Indonesia cukup memprihatinkan. Ia meminta agar pemerintah daerah pro aktif dalam pengawasan limbah ini.
"Jadi kami meminta pemerintah daerah mengawasi pengelolaan limbah medis di daerahnya masing-masing," katanya usai melakukan pengecekan sampah mudik di rest area kilometer 57 Tol Jakarta-Cikampek, Rabu (14/6).
Ia mengatakan, kondisi penanganan limbah medis sekarang bisa dikatakan darurat. Ini karena banyaknya pusat kesehatan di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah perusahaan pengelolaan limbah medis.
"Ini sudah sangat darurat dan penanganannya agak khusus. Kita tahu dari satu jenis saja, limbah medis ini sangat berbahaya. Ada yang bekas diabetes, HIV dan penyakit lainnya," kata dia.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sendiri telah meminta empat perusahaan produsen semen untuk membantu melakukan pemusnahan limbah medis selama 2018. Keempat perusahaan itu, ialah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk, PT Semen Padang, dan PT Cemindo Gemilang.
Hal tersebut dilakukan karena dinilai bisa membantu pemkab/pemkot untuk melakukan sosialisasi kepada rumah sakit untuk melakukan pengelolaan limbah medis yang baik.
"Saya meminta pemda dan rumah sakit untuk berhubungan langsung dengan empat perusahaan itu. Ingin saya untuk pemusnahan ini gratis, rumah sakit tinggal membayar jasa transportnya saja," kata dia.
Untuk wilayah Jawa Barat disebutkan, rumah sakit bisa melakukan kontak langsung dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk serta PT Holcim Indonesia Tbk.
Buang sampah
Sementara itu, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya Bakar juga ikut mengajak para pemudik agar tidak membuang sampah sembarangan. Ia menginginkan ruas-ruas tol maupun jalur mudik lainnya dapat bersih dari sampah.
Siti, Rabu (13/6), melakukan pemantauan terhadap sampah di sepanjang tol Jakarta-Cikampek. Dari hasil tinjaunnya terpantau banyak sampah berserakan di beberapa titik sepanjang tol Jakarta-Cikampek. "Rata-rata sampahnya jenis kemasan plastik dan kertas bekas nasi bungkus," ujar Siti, di Pos Pantau Tol Cikarang Utama.
Dari hasil pemantauan tersebut, Siti ingin pada musim mudik tahun depan agar bebas sampah dijadikan parameter keberhasilan musim mudik. Tahun ini, Siti akan mempelajari dan mengkaji terkait situasi yang ada.
Namun yang terpenting, kata Siti, mengubah perilaku masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan merupakan pekerjaan yang utama. Siti akan mempelajari perilaku pemudik untuk menentukan solusi yang terbaik bagi masyarakat.