Rabu 13 Jun 2018 22:21 WIB

Habib Nabil Doakan Yahya Cholil Staquf

Banyak kecaman ditujukan kepada Gus Yahya karena hadir di forum yang diprakarsai AJC.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Yahya Cholil Staquf
Foto: AP/Caron Creighton
Yahya Cholil Staquf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesepuh ormas Islam Majlis Rasulullah SAW Pusat Jakarta, Habib Nabil Almusawa menyesalkan kehadiran Katib Aam (Sekjen) Suriyah PBNU KH Yahya Cholil Staquf pada forum yang diprakarsai American Jewish Committee (AJC) itu, Ahad (13/6) lalu. Akibatnya banyak kecaman yang dialamatkan kepada Gus Yahya, sapaan akrabnya.

PBNU menegaskan kehadiran Gus Yahya tidak mewakili kelembagaan. Namun Habib Nabil enggan masuk ke dalam ranah politik. Ia hanya memberikan nasehat kepada Gus Yahya sebagai sesama anggota Nadhlatul Ulama saja. Habib Nabil menyampaikan sindiran melalui akun Twitter pribadinya. Selain itu Habib Nabil juga mendoakannya agar diberikan hidayah ke jalan yang lurus.

"Yang namanya khilaf itu sekali tapi kalau sudah menghina ulama Hadrahmaut, lanjut membenci Arab, kemudian duduk bareng pula dengan Israel. Maka itu bukan khilaf lagi, tapi doakan bersama agar diberikan hidayah ke jalan yang lurus. Amin ya rabbal alamin," cuit Habib dalam akun Twitter-nya, Rabu (13/6).

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan kehadiran Gus Yahya di acara forum Yahudi Amerika bukanlah merepresentasikan NU. Adapun sikap PBNU atas persoalan konflik Palestina dengan Israel, Kiai Said menegaskan sejak dari dulu, sekarang dan seterusnya akan selalu berpihak pada Palestina. Berpihak kepada kebenaran, atas penindasan Israel kepada bangsa Palestina.

"Kami menyatakan kehadiran Kiai Yahya Staquf atas nama pribadi, sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)," ujar Said Aqil dalam pesan suaranya.

Maka PBNU, ungkap Said, selalu menyuarakan kepada dunia internasional dan terutama kepada PBB dan pemerintahan Amerika Serikat, untuk menegakkan keadilan di Palestina. "Mari kita dukung Palestina untuk meraih kemerdekaannya dan mendapatkan haknya sebagai bangsa yang merdeka dan diakui eksistensi serta kemerdekaannya oleh dunia internasional," tegas Aqil Siradj. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement