Rabu 13 Jun 2018 14:35 WIB

Deretan Gempa Lebih 5 SR Guncang Mentawai

Seluruh gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Kepulauan Mentawai
Foto: .
Kepulauan Mentawai

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Kepulauan Mentawai di Sumatra Barat diguncang sejumlah gempa berkekuatan di atas 5 Skala Richter atau M=5, sejak Rabu (13/6) pagi tadi. Gempa pertama terjadi pada pukul 06.08 WIB dengan kekuatan M=5,8. Pusat gempa tercatat di kedalaman 13 km, 90 kilometer (km) sebelah barat Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Mentawai, Tuapejat.

Gempa kedua terjadi pada pukul 09.07 WIB dengan kekuatan M=5,6. Pusat gempanya tercatat di kedalaman 10 km, 110 km barat daya Kepulauan Mentawai. Tak lama setelahnya, menyusul gempa bumi dengan kekuatan M=3,5 atau 3,5 SR, dengan pusatnya di kedalaman 34 km, 64 km barat daya Kepulauan Mentawai.

Selang beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 13.17 WIB tercatat gempa 3,4 SR dengan pusat di kedalaman 25 km, 48 km arah barat daya Kepulauan Mentawai. Terakhir, pada pukul 13.59 WIB tercatat gempa dengan kekuatan M=5,6 atau 5,6 SR pada jarak 107 km barat laut Kepulauan Mentawai di kedalaman 11 km. Seluruh gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar juga melaporkan aktivitas warga berjalan seperti biasa, meski rentetan gempa terjadi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menjelaskan, dengan mengacu pada episenter dan kedalaman hiposenter pada gempa pertama, tampak bahwa gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal. Gempa yang terjadi adalah akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust. Sekadar informasi, zona Megathrust merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudra Hindia sebelah barat Sumatra.

"Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi yang sangat aktif di wilayah Sumatra," jelas Rahmat, Rabu (13/6).

BMKG juga menjabarkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran naik atau dalam geologi disebut Thrust Fault. Dampak gempa bumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Tua Pejat, Mentawai dan Kota Padang.

Rahmat menyebutkan, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.

"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement