Rabu 13 Jun 2018 11:57 WIB

KAI Daop 8 Sayangkan Masih Adanya Pelemparan Batu

Pelaku mengaku iseng melempari kereta sambil menunggu waktu berbuka.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Aksi pelemparan kereta api dengan batu. ilustrasi
Foto: dok.Istimewa
Aksi pelemparan kereta api dengan batu. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Daop 8 Surabaya Gatut Sutiyatmoko menyayangkan masih adanya pihak-pihak yang melakukan pelemparan batu pada kereta yang melintas. Menurutnya, hal ini sangat membahayakan keselamatan penumpang kereta.

"Masih ada saja pelemparan batu, di daerah sini masih banyak ditemui," ujar Gatut di Surabaya, Rabu (13/6).

Gatut kemudian mengungkapkan beberapa lokasi yang masih sering terjadi pelemparan batu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Beberapa lokasi yang dimaksud di antaranya di sekitar Pasar Turi hingga Tandes, Surabaya. 

Gatut melanjutkan, pelemparan batu juga diakuinya terjadi di wilayah Daop 8 lainnya. Seperti di Sepanjang, Sidoarjo hingga Mojokerto. Juga terjadi di wilayah Tanggulangin dan Porong.

"Ada di Sepanjang sampai Mojokerto, terutama di Sepanjang selalu terjadi. Ada juga yang di Tanggulangin dan Porong," ujar Gatut. Sementara untuk arah menuju Malang, lanjut Gatut, lokasi yang rawan terjadi pelemparan adalah di wilayah Sengon, Lawang, Pakisaji, hingga Ngebruk. 

Demi mengatasi permasalahan tersebut, Gatut mengaku pihaknya telah memetakan beberapa daerah yang rawan. Tak hanya itu, pihaknya juga pernah menangkap beberapa pelempar batu. Kebanyakan dari mereka yang melakukan pelemparan batu masih anak-anak usia sekolah. 

Kemudian, lanjut Gatut, ketika ditanya, kebanyakan pelajar tersebut mengaku hanya iseng dan mengisi waktu ngabuburit sebelum berbuka puasa atau usai sahur. Biasanya, mereka akan bersorak jika berhasil memecahkan salah satu kaca. 

Upaya lain yang dilakukan KAI Daop 8 adalah melakukan sosialisasi di daerah-daerah yang dekat dengan perlintasan kereta. Hal ini dilakukan karena kebanyakan pelaku adalah anak-anak yang pemahamannya dianggap masih kurang. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement