REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi tektonik berkeuatan 5,8 SR mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai pada pukul 06.08 WIB. Hasil analisis update Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,0 LS dan 98,76 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 90 km arah barat Kota Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat pada kedalaman 13 km.
Plt Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan apabila memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak gempa bumi ini termasuk klasifikasi gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
"Tepatnya di zona megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra," kata Rahmat dalam keterangan tertulisnya pada wartawan, Rabu (13/6).
Ia menjelaskan, konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi sangat aktif di wilayah Sumatra. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi itu dipicu penyesaran naik (Thrust Fault).
Rahmat mengatakan, dampak gempa bumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) menunjukkan, guncangan dirasakan di daerah Tua Pejat, Mentawai II SIG- BMKG (III-IV MMI) dan Padang I SIG-BMKG (II MMI). Hingga saat ini, ia melanjutkan, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi itu. Hasil pemodelan menunjukkan, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Rahmat mengatakan, hingga pukul 06.52 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan kekuatan 5,5 SR. Ia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.