REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pada saat Lebaran atau setelah Lebaran pengunjung Malioboro selalu penuh. Hal ini juga berkaitan dengan semakin
banyaknya sampah di sepanjang Malioboro.
Meskipun sudah disediakan bak sampah di sepanjang jalan Malioboro masih ada orang membuka sampah sembarang dan di bak sampah sering menumpuk karena terlalu banyaknya pengunjung Malioboro.
Gubernur DIY Sri Sultan Hengku Buwono X (HB X) mengatakan semakin banyak pengunjung Malioboro itu bukan hanya orang Yogyakarta, melainkan juga Yogyakarta.
"Karena itu untuk menyadarkan para pengunjung Malioboro, maka petugas yang berada di Malioboro apabila ada sampah dibuang sembarangan langsung diambil. Sehingga kalau yang buang sampah tahu dia akan sungkan," kata Sultan.
Selama ini juga masih ditemukan beragam sampah yang dibuang sembarangan di Malioboro. Sampah botol bekas plastik kertas dll yang dibuang di kotak lobang tempat tanaman Menurut Sultan, pendidikan tentang kedisiplinan menjaga kebersihan harus terus digalakkan ke seluruh lapisan masyarakat tidak hanya PKL tetapi juga wisatawan yang datang ke Yogyakarta.
Pimpinan Proyek Revitalisasi Kawasan Malioboro Eri Purnomo mengatakan apabila Lebaran biasanya sampah semakin banyak. Bahkan dalam sehari pengambilan sampah sudah tiga kali. Ini pun masih banyak kelebihan sampah dan biasanya sampah yang belum sempat diambil oleh petugas dititipkan dulu dan ditimbun di depan kantornya (belakang kantor Dinas Pariwisata DIY).
"Hal ini harus diantisipasi apabila eks kantor Dinas Pariwisata DIY dibangun, karena sudah tidak ada lagi area untuk menampung sampah . Pengelola sampah ini UPT Malioboro Kota Yogyakarta dan sudah harus memikirkan tempat penampungan sampah di sepanjang Malioboro," katanya.