REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menyatakan, kemungkinan besar 1 Syawal tahun ini jatuh pada tanggal 15 Juni. Sebab, menurut dia, posisi bulan pada waktu Maghrib tanggal 14 Juni cukup tinggi.
"Ya, insya Allah seragam (1 Syawal jatuh pada tanggal 15 Juni)," kata Thomas ketika dihubungi Republika, Selasa (12/6).
Dia menambahkan, posisi bulan pada saat Maghrib di wilayah timur Indonesia, Papua, tinggi bulannya sekitar 6 derajat. Adapun untuk di wilayah barat Indonesia, Sumatra, tinggi bulan sekitar 7,6 derajat.
"Semua kriteria yang digunakan di Indonesia bersepakat 1 Syawal jatuh pada tanggal 15 Juni," ungkap dia.
Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gorontalo menghitung kemunculan bulan baru pada hari Kamis (14/6) pukul 03.43 WITA. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode hisab ini menunjukkan bahwa 1 Syawal 1438 Hijriyah akan jatuh pada Jumat (15/6).
"1 Syawal jatuh pada hari Jumat 15 Juni 2018 bagi yang menggunakan hisab dan metode Imkan Rukyat untuk menentukan awal bulan Hijriyah," kata pengamat Geofisika BMKG Gorontalo Hasan Arif.