REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sudah dua bulan ini, Maman dan tetangganya yang tinggal di Dusun Mintaos Desa Girimulyo Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul, DIY, harus membeli air PAM yang setiap satu meter kubik seharga Rp 10 ribu.
"Sejak sebulan lalu saya sudah habis 30 meter kubik. Karena punya anak bayi sehingga boros airnya," kata Maman, pada Republika.co.id, Senin (11/6).
Menurutnya, setiap Lebaran selalu pas di daerahnya mengalami kekeringan. Bahkan tetangganya dalam.sebulan habis 60 meter kubik (Rp 600 ribu) karena memiliki ternak sapi dan harus memberi minum sapi minimal 10 liter hari.
Maman yang sehari-hari bekerja sebagai Pramurukti mengaku beruntung karena ikut dalam kelompok yang semula bersama-sama membuat saluran pipa air dari PAM ke dusunnya. "Kalau tidak ikut kelompok, bila membeli air PAM satu kubik air Rp 15 ribu," kata ayah dari dua anak ini.
Diungkapkan, sudah sebulan ini di wilayah Girimulyo Pangang tidak turun hujan. Kendati demikian, ujarnya, sampai saat ini di dusunnya tidak pernah ada bantuan droping air gratis. Ia dan warga Mintaos selalu membeli air sendiri.
Bupati Gunungkidul Badingah mengakui dari 18 kecamatan di Gunungkidul yang saat ini mengalami kekeringan ada sembilan kecamatan. "Namun sudah kami lakukan droping air ke beberapa wilayah."
Dijelaskan, BPBD Gunungkidul setiap hari melakukan droping air sebanyak enam tengki dan masing masing tangki menyalurkan empat rit. "Ditambah delapan tangki air yang kami bantukan di kecamatan," kata Badingah.