Senin 11 Jun 2018 15:18 WIB

Ini Tiga Tantangan Amien Rais untuk Nyapres

Amien harus meyakinkan PAN bahwa peluangnya lebih baik dibandingkan elite lain.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Politikus senior, Amien Rais
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Politikus senior, Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais untuk maju sebagai kandidat calon presiden (capres) dari internal PAN dinilai tidak mudah oleh sejumlah pihak. Menurut analis politik Exposit Strategic Arif Susanto, mantan ketua MPR tersebut harus menghadapi tiga tantangan untuk memuluskan hasratnya. 

"Pertama, Amien harus mampu meyakinkan PAN bahwa peluangnya lebih baik dibandingkan elite lain PAN," kata Arif saat dihubungi Republika.co.id, Senin (11/6).

Amien setidaknya bakal bersaing dengan tiga tokoh lain untuk diusung oleh PAN sebagai capres pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. Tiga tokoh tersebut adalah Ketua Umum PAN saat ini Zulkifli Hasan, dan dua mantan ketua umum PAN lainnya, Sutrisno Bachir dan Hatta Rajasa.

Tantangan kedua, ia mengatakan, Amien harus mendapatkan dukungan dari partai lain sebagai sebuah koalisi. Hal ini karena PAN tidak bisa mencalonkan presiden tanpa berkoalisi dengan partai lain.

PAN memiliki 6,01 persen kursi di DPR atau 7,59 persen suara sah nasional berdasarkan Pemilu 2014. Sementara itu, ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen kursi DPR atau 25 persen perolehan suara sah nasional.

Tantangan ketiga, Amien harus memperluas basis dukungan di luar kalangan terdekatnya. "Jika tidak mampu menaklukkan ketiga tantangan tersebut, hasrat Amien dapat layu sebelum berkembang," kata dia. 

Ia menambahkan, pernyataan Amien tersebut juga membuka tiga kelemahan penting dalam tubuh kekuatan politik kelompok oposisi. Pertama, kelompok oposisi yang dimotori sejumlah partai, seperti Partai Gerindra, PKS, dan PAN, ternyata lemah dalam hal soliditas, sebab berjaraknya kepentingan dan senjangnya ideologi.

Hal tersebut dapat dijelaskan oleh dua kelemahaan lainnya. Yakni, ketiadaan isu bersama sebagai alternatif dan absennya tokoh yang mampu menjadi solidarity maker

“Bahkan, ketika mereka telah menemukan isu #GantiPresiden 2019, mereka belum mampu menemukan siapa tokoh yang hendak diajukan sebagai pengganti tersebut," kata Arif. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement