Senin 11 Jun 2018 00:19 WIB

Jelang Lebaran, Harga Cabai Rawit di Mataram Alami Kenaikan

Kenaikan dipicu atas permintaan yang tinggi

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Cabai rawit
Foto: Antara
Cabai rawit

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Tim Terpadu Satgas Pangan Nusa Tenggara Barat (NTB) melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) meninjau perkembangan harga dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok di Pasar Mandalika, Kota Mataram, NTB, Ahad (10/6). Tim terdiri atas Dinas Perdagangan NTB, Bank Indonesia NTB, Polda NTB, dan Dinas Perdagangan Kota Mataram. 

Kepala Dinas Perdagangan NTB Putu Selly Andriani mengatakan, perkembangan harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Mandalika masih dalam kategori stabil, dengan stok cukup tersedia. Namun, ada beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan harga seperti cabai rawit yang naik menjadi Rp 40 ribu per kilogram (kg) dibanding sebelumnya yang seharga Rp 30 ribu kg.

"Kenaikan harga cabai lantaran stok cabai masih berkurang sedangkan permintaan terus meningkat jelang lebaran," kata Selly di Pasar Mandalika, Mataram, NTB, Ahad (10/6).

Selly menyebutkan, jumlah stok cabai lokal kurang. Sedangkan cabai rawit dari Pulau Jawa yang biasa dikirim ke NTB juga berkurang mengingat permintaan cabai rawit di Pulau Jawa sendiri mengalami peningkatan.

"Hal ini yang menyebabkan kenaikan harga cabai rawit di Mataram," lanjutnya.

Untuk bahan pokok lainnya, masih dalam kategori wajar. Selly mencontohkan, harga beras premium saat ini Rp 9.500 per kg, beras mediun seharga Rp 9 ribu per kg, daging sapi murni seharga Rp 120 ribu per kg, daging ayam broiler seharga Rp 37 ribu per kg dan telur ayam ras seharga Rp 43 ribu per kg.

Kemudian bawang merah seharga Rp 20 ribu per kg, bawang putih seharga Rp 20 ribu per kg, cabai merah besar biasa seharga Rp 25 ribu per kg, cabai keriting seharga Rp 23 ribu per kg, dan gula pasir seharga Rp 12 ribu per kg.

"Secara umum harga bahan pokok di wilayah Kota Mataram masih stabil dan stok cukup tersedia," kata Selly.

Menurutnya, adapun kenaikan harga beberapa komoditas masih dalam tahap yang wajar, dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dan psikologi pedagang yang cenderung menaikan harga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) atau hari raya Idul Fitri.

"Kenaikan (harga) masih wajar dan belum melampaui HET (harga eceran tertinggi), tapi kita akan cek lagi besok ke pasar-pasar lain," ucap Selly.

Seorang pedagang cabai di Pasar Mandalika, Gazali, mengatakan kenaikan harga cabai rawit yang terjadi saat ini sudah terjadi sejak tiga hari lalu.

Gazali menyebutkan, kenaikan harga cabai rawit disebabkan belum berlangsungnya masa panen yang diperkirakan baru akan terjadi usai lebaran.

"Untuk saat ini pasokan cabai hanya didatangkan dari Sekotong, Lombok Barat, sedangkan dari daerah Bima, Lombok Timur, Lombok Tengah masih belum (datang)," kata Gazali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement