Ahad 10 Jun 2018 15:41 WIB

Misbakhun: Banyak Program Jokowi Berpihak pada Muslim

Misbakhun menyatakan program Jokowi pro-rakyat dan berpihak kepada umat Islam.

Anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Pertembakauan DPR RI Mukhamad Misbakhun.
Foto: Humas DPR RI
Anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Pertembakauan DPR RI Mukhamad Misbakhun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR dari Partai Golkar Mukhamad Misbakhun menegaskan Presiden Joko Widodo memiliki banyak program yang berpihak kepada umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia. Program tersebut seperti sertifikasi tanah, pemberdayaan ekonomi umat Islam, dan bahkan pengembangan wirausaha di pondok pesantren. 

Seperti dikutip melalui siaran persnya yang diterima di Jakarta, Ahad (10/6), menurut Misbakhun, Jokowi adalah sosok muslim yang memiliki visi Islam moderat. Karena itu, banyak program kerjanya adalah pro-rakyat dan berpihak kepada umat Islam.

Misbakhun saat menghadiri peringatan Nuzulul Quran dan Haul Pendiri Pondok Pesantren Cangaan di Bangil, Pasuruan, menjelaskan Jokowi juga dekat dengan para kyai dan pengasuh pondok pesantren. Ia menambahkan salah satu alasan Golkar mendukung Jokowi sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, yakni kedekatannya dengan umat Islam.

Pada kesempatan tersebut, anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur II (Pasuruan dan Probolinggo) ini mengajak para kyai dan santri untuk turut menangkal fitnah dan informasi hoaks yang sering dialamatkan kepada Presiden Joko Widodo. Misbakhun juga berpesan kepada warga Nahdatul Ulama (NU) untuk terus menjaga keutuhan NKRI di tengah rongrongan gerakan radikalisme yang mengatasnamakan Islam untuk merusak NKRI. 

"Kaum nahdliyin punya kontribusi besar dalam mendirikan negara Republik Indonesia,” kata dia.

Ia menerangkan kontribusi Nahdliyin terlihat pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. “Pertempuran mempertahankan kemerdekaan, hampir semuanya adalah pejuang dari kalangan nahdliyin," ujar Misbakhun.

Pada kesempatan tersebut, Misbakhun juga menyinggung soal malam nuzulul Quran. Malam itu menunjukkan peristiwa diturunkan Alquran pada malam ganjil hari ke-21 hingga ke-29 pada bulan Ramadhan.

Menurut dia, semangat nuzulul Quran untuk umat rahmatan lil alamin harus dimaknai dengan menjaga konsensus negara Pancasila. Sebab, hal itu merupakan konsensus bangsa yang di dalamnya ada peran para ulama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement