Sabtu 09 Jun 2018 18:49 WIB

SBY: Jangan Benturkan Islam dan Pancasila

Islam dan Pancasila memiliki unsur-unsur yang sangat lekat, salah satunya keadilan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) didampingi Ibu Ani Yudhoyono memberikan paket sembako yang telah dibeli oleh warga saat acara Gerakan Pasar Murah Demokrat di Wisma Proklamasi, Jakarta, Kamis (7/6).
Foto: Antara/Reno Esnir
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) didampingi Ibu Ani Yudhoyono memberikan paket sembako yang telah dibeli oleh warga saat acara Gerakan Pasar Murah Demokrat di Wisma Proklamasi, Jakarta, Kamis (7/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar masyarakat tidak membenturkan Islam dan Pancasila. Menurutnya, Islam dan Pancasila memiliki unsur-unsur yang sangat lekat, salah satunya adalah aspek keadilan.

Hal ini disampaikan SBY dalam sambutannya di Safari Ramadhan Kader Partai Demokrat, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Sabtu (9/6). Ia menekankan sila kelima Pancasila, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia, yang menurutnya juga terkandung dalam Islam.

"Kita mengetahui bahwa Islam sangat mencintai keadilan, kebenaran, dan persaudaraan, ini juga nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia. Sifatnya universal karena dipakai juga di agama yang lain," kata SBY.

SBY menjelaskan, firman dan sabda Rasulullah SAW menunjukkan pentingnya keadilan bagi Islam. Ia menegaskan, sila kelima, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia sudah jelas mengharuskan para pemimpin untuk berlaku adil. Begitu juga dalam Islam, keadilan juga harus diusung oleh para pemimpin.

"Karena itu, saya mengajak, jangan benturkan Islam dengan Pancasila, jangan, jangan benturkan dengan agama manapun, saya Muslim dan menjalankan syariat Islam, saya juga mengandung dasar negara Pancasila, serta berupaya berbangsa dan bernegara," jelas SBY.

Terlebih bagi kader Demokrat, di kesempatan yang sama SBY juga meminta agar kadernya bisa berlaku adil, terutama bagi yang memegang jabatan sebagai pemimpin. "Itu sebabnya, tagline demokrat, adalah 'Yang penting negara adil, rakyat sejahtera'," kata dia menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement