Sabtu 09 Jun 2018 11:08 WIB

Jaga Bandara, Biar Penumpang Mudik dengan Gembira

Persoalan keamanan di pengambilan bagasi yang masih sering dikeluhkan.

Wartawan Republika, Israr Itah
Foto: Dok, Pribadi
Wartawan Republika, Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Israr Itah*

Lega hati saat melihat landasan pacu Bandara Kualanamu, Deli Serdang dari ketinggian. Itu artinya dalam beberapa jam ke depan, saya akan bertemu dengan ibu tercinta di Binjai, kota kecil sekitar 20 km dari Medan.

Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB saat saya melangkah menyusuri Terminal Kedatangan Bandara Kualanamu pada awal Februari lalu. Tujuan saya adalah tempat pengambilan bagasi, mengambil satu barang dan satu koper yang saya bawa dari Jakarta. Hampir tangan ini mengambil koper milik penumpang lain karena warna, ukuran, dan mungkin mereknya yang sama. Tapi, setelah memastikan dengan seksama, saya kemudian membiarkan koper tersebut berlalu searah pergerakan conveyor belt.

Hanya sebentar menanti, koper dan barang milik saya sudah di tangan. Sambil melangkah keluar ruangan, mata saya berkeliling mencari petugas pemeriksa yang biasanya ada untuk memastikan penumpang membawa barang miliknya, sesuai dengan kertas identifikasi bagasi yang tertempel di boarding pass. Tapi sampai saya menuju keluar area pengambilan bagasi, tak satu pun petugas yang terlihat. Saya sampai berdiri sejenak menunggu. Akan tetapi karena tak ada tanda-tanda, saya meneruskan langkah menuju area parkir kendaraan.

Saat itu, hati saya bertanya-tanya, kenapa tidak ada petugas pemeriksa di sana seperti lazimnya penerbangan yang saya naiki selama ini? Bagaimana kalau ada penumpang yang keliru membawa koper penumpang lain? Bagaimana pula andai ada orang nakal sengaja menyelinap untuk mencuri koper atau barang bawaan penumpang yang dititipkan di bagasi?

Tapi saya berpikir positif. Penumpang pesawat maskapai nasional bertarif tertinggi ini pasti cerdas-cerdas dan berintegritas. Tak mungkin mereka keliru, apalagi sengaja mengambil barang orang lain. Kemudian, bandara semegah ini pastinya juga punya pengamanan ketat yang membuat tak sembarangan orang bisa mengakses ruang pengambilan bagasi selain penumpang.

Akan tetapi, alis saya kemudian  berkerut saat mengalami kejadian serupa sepekan berselang. Masih dengan maskapai yang sama--yang beberapa waktu lalu pilotnya mengancam mogok. Tapi tempatnya kali ini berbeda, yakni Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Kejadiannya saat saya kembali ke Jakarta dari Medan.

Saat itu, saya hendak mengajukan keluhan langsung ke petugas. Akan tetapi kembali saya tak melihat sosok yang pas untuk menerima keluhan saya. Hanya ada dua petugas keamanan, itu pun berada di luar gedung kedatangan tempat pengambilan bagasi.

Rasa dongkol saya menguap seiring letih yang mendera dan perjalanan jauh dari bandara ke rumah. Niat untuk mengajukan keluhan langsung atau membuat surat ke maskapai atau pengelola bandara saya urungkan. Toh barang-barang saya tidak ada yang hilang. Namun ada sedikit kekhawatiran atas kondisi ini yang cepat atau lambat bakal merugikan penumpang, entah siapa itu. 

Kejadian Februari lalu kembali hadir di memori saya saat akhir bulan lalu kakak saya menceritakan celah rawan pencurian di area pengambilan bagasi area kedatangan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Kakak yang bersama ibu baru pulang umrah juga mengungkapkan ulah oknum petugas bagasi khusus air zam-zam yang setengah memaksa penumpang untuk memberikan tips.

Ketika itu saya tergerak untuk membahas ini dan mencoba menghubungi pihak terkait untuk memberikan laporan demi perbaikan pelayanan penumpang. Belum lagi terlaksana karena kesibukan saya, beberapa hari kemudian viral kabar koper penumpang yang rusak di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Masih berselang hari, netizen dibuat heboh oleh kasus pencurian koper di tempat yang sama.

Pihak pengelola bandara dan maskapai kemudian merespons. Mereka berjanji memperbaiki prosedur keamanan untuk meminimalisasi berulangnya kejadian serupa.

Sudah bereskah masalah? Tentu tidak jika yang prosedur keamanan bagasi penumpang seperti itu hanya diberlakukan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Masih ada ratusan bandara, besar maupun kecil, di seluruh Indonesia yang butuh penanganan serupa.

Saya tidak tahu apakah Angkasapura, Departemen Perhubungan, atau pihak lain yang mengelola bandara di Indonesia sudah menyeragamkan prosedur keamanan bagasi secara khusus atau area bandara secara keseluruhan. Saya berharap ini segera dilakukan dengan standar tinggi dan maksimal. Bukan sekadar mengurangi keluhan kehilangan bagasi saat musim mudik--di mana frekuensi penerbangan dan jumlah penumpang sedang tinggi--, melainkan juga memberikan ketenangan pada penguna moda transportasi udara ini.

“Iya kalau cuma ambil bagasi penumpang, kalau orang jahat mau ngerusak, naruh bom, bagaimana? Mungkin saja kan terjadi karena orang yang bukan penumpang bisa masuk dengan bebas ke area pengambilan bagasi,” kata kakak saya waktu itu.

Walau merasa kakak saya terlalu khawatir berlebihan, saya memaklumi kegelisahannya sebagai penumpang yang sering keluar masuk bandara. Terlebih pada saat sekarang di mana pihak-pihak tak bertanggung jawab berusaha mengusik ketenangan dan kedamaian Indonesia dengan teror.

Saya berharap tak ada kejadian serupa terulang pada musim mudik sekarang. Tak ada lagi keluhan tentang bagasi terlambat, rusak, apalagi hilang. Jangan sampai kegembiraan menyambut Lebaran terusik oleh pelayanan tak maksimal pihak bandara atau maskapai penerbangan. Atau ulah buruk porter yang "memaksa" penumpang mengeluarkan tips dengan nilai tak masuk akal.

Semoga juga tak ada lagi penumpang yang khawatir dan was-was akan ancaman teror saat melihat pengamanan maksimal hadir di bandara.

Untuk para penumpang yang mudik atau berlibur, pastikan manajemen barang Anda berjalan baik. Jangan masukkan barang-barang berharga ke koper atau tas yang akan ditempatkan di bagasi. Cukup pakaian dan oleh-oleh, yang kalaupun hilang ataupun rusak tak begitu membuat kecewa.

Sisipkan juga sedikit pakaian di tas yang dibawa ke kabin pesawat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk koper berisi pakaian yang Anda simpan di bagasi bermasalah.

Bila itu semua sudah dilakukan, tinggal berdoa. Semoga perjalanan mudik atau liburan Anda berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Selamat Lebaran, selamat liburan!

 *) Penulis adalah redaktur Republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement