Kamis 07 Jun 2018 20:35 WIB

Biaya Rp 3,5 M Pengobatan Mata Novel Pakai Dana Kepresidenan

KPK meminta izin DPR agar bisa menganggarkan biaya pengobatan Novel Baswedan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Penyidik senior KPK Novel Baswedan (tengah) menjawab petanyaan wartawan saat tiba di gedung KPK, Jakarta, Senin (28/5).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Penyidik senior KPK Novel Baswedan (tengah) menjawab petanyaan wartawan saat tiba di gedung KPK, Jakarta, Senin (28/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo meminta persetujuan Komisi III DPR terkait penggunaan anggaran KPK untuk biaya pengobatan mata penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Sebab saat ini, biaya pengobatan Novel menggunakan biaya di luar anggaran KPK.

"Jadi karena terus terang kami takut mempergunakan dana tambahan KPK, takutnya kalau penggunaannya berbeda dengan alokasi awal, nanti jadi temuannya BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)," ujar Agus saat rapat kerja pembahasan anggaran dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (7/6).

Agus mengungkapkan hal tersebut, usai dicecar pernyataan oleh Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PPP Arsul Sani. Arsul sempat menanyakan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan Novel dan apakah sudah tuntas.

Agus mengungkap biaya pengobatan mata Novel Baswedan selama 2017 telah menghabiskan Rp 3,5 miliar. Menurut Agus, seluruh biaya tersebut tidak menggunakan anggaran KPK, melainkan dibiayai oleh dana kepresidenan.

"Saudara Novel tahun 2017 itu menghabiskan Rp 3,5 miliar. Itu seluruhnya dibiayai oleh dana kepresidenan," ujar Agus

Sementara sampai pertengahan 2018 ini, biaya pengobatan Novel telah menghabiskan Rp 389 juta. Kali ini, biaya menggunakan plafon asuransi seluruh karyawan KPK yang besarannya Rp 1,5 miliar.

"Padahal buffer insurance itu Rp 1,5 miliar itu untuk seluruh karyawan KPK, Jadi nggak adil kalau hanya dipakai satu orang," kata Agus.

Karenanya, dalam kesempatan itu Agus meminta persetujuan Komisi III DPR mengizinkan KPK untuk menggunakan anggaran KPK untuk biaya pengobatan Novel selanjutnya.

"Kalau kemudian bapak nanti mengizinkan tertulis ada, kami akan berani. Karena di 2018 masih berjalan dan 2018 sudah menghabiskan Rp 389 juta. Apakah memang diizinkan untuk membiayai Saudara Novel dengan mempergunakan dana dari KPK, bapak menulis surat, itu akan menjadikan dasar dia tidak nenggunakan dana buffer tapi menggunakan dana dari KPK," kata Agus.

Agus menjelaskan, pengobatan mata Novel belum lama ini untuk mata kiri Novel. Namun perkembangan kesehatan mata kiri Novel tersebut masih lambat sehingga perlu pengobatan lebih lanjut. Begitu pun dengan mata kanan Novel.

"Mata kirinya perkembangannya sangat lambat tapi remang-emang. Jadi sekarang itu sudah untuk jarak dua meter bisa lihat remang- Tapi sayangnya mata kanannya ada kemungkinan masih seperti mata kiri. Jadi mungkin kepastiannya itu memang agak lama kapan kira-kira sembuhnya.

Sementara jika menggunakan plafon asuransi tentu pengobatannya tidak memadai. Begitu pun jika kembali menggunakan dana kepresidenan belum memungkinkan.

"Jadi kalau diizinkan menggunakan dana anggarannya KPK, kami akan sangat berterimakasih. Karena sampai hari ini kami mencoba menghubungi presiden, menghubungi Istana untuk menggunakan kepentingan yang lalu, kelihatannya jawabannya masih belum jelas," kata Agus.

Novel pada 28 Mei, menyatakan, bahwa kondisi mata kirinya makin membaik. Ia berharap mata kirinya dapat menjadi tumpuan untuk penglihatannya.

"Pekan lalu saya baru kembali dari Singapura untuk perawatan dan Alhamdulillah mata kiri saya sudah semakin membaik dan diharapkan bisa menjadi tumpuan untuk penglihatan," kata Novel di gedung KPK, Jakarta, Senin (28/5).

Ia mengatakan bahwa untuk mata kanan, banyak masalah, salah satunya pembuluh darah pada kornea. "Yang kanan memang kondisinya banyak masalah, di antaranya tumbuhnya pembuluh darah di kornea, yang itu dokter tidak bisa mengharapkan lebih jauh lagi kecuali hanya diupayakan untuk sekadar stabil," ucap Novel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement