REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, warga Jakarta yang mudik bisa menitipkan kendaraan bermotor miliknya ke tiap-tiap kelurahan. Dengan begitu, warga tidak perlu jauh-jauh menitipkan kendaraan miliknya, dan was-was saat menempuh perjalanan mudik.
"Kantor-kantor kelurahan siap untuk jadi tempat penitipan kendaraan bermotor. Selain itu semua instansi pemerintah Pemprov DKI Jakarta menjadi tempat menampung penitipan kendaraan roda dua," katanya di Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Rabu.
Anies mengungkapkan, alasan kelurahan dijadikan tempat penitapan sementara karena memang paling dekat dengan masyarakat. Gubernur juga memantau Terminal Terpadu Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur ingin memastikan warga Jakarta yang mudik menggunakan kendaraan bus bisa sampai selamat di tujuan.
"Ini dimulai dari kita menyediakan fasilitas pemeriksa kesehatan bagi para pemudik yang merasa perlu melakukan pengecekan kesehatan silakan datang ke puskesmas, dilayani gratis biar mudik dalam keadaan sehat," ujarnya.
"Bagi para pengemudi, dia ingin memastikan para mereka sehat dan fit sehingga bisa mengemudikan kendaraan tanpa ada masalah," katanya menambahkan.
Pemprov DKI Periksa 1.636 Sopir Bus Mudik
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/18/06/04/p9shn9384-pemprov-dki-periksa-1636-sopir-bus-mudik
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Koesmedi Priharto mengatakab, Pemprov DKI Jakarta kembali akan memeriksa para sopir bus dan pengemudi angkutan umum untuk mengantisipasi masalah kesehatan selama mudik Lebaran 1439 Hijriah. Pengecekan dilakukan sejak H-7 hingga H+8.
Menurutnya ada pendekatan berbeda yang akan dilakukan oleh Dinkes DKI pada Lebaran tahun ini. Jika sebelumnya pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan mendatangi para sopir di terminal-terminal, kini pemeriksaan dilakukan lebih awal dengan mendatangi perusahaan otobus (PO).
"Jadi memang ada beberapa hal yang kita ubah dari biasanya dan selama tiga tahun ini kita lakukan bahwa sopir disiapkan untuk membawa pulang kampung. Kalau dulu hanya diperiksa di terminal tapi ya sekarang kita datangi ke perusahaan busnya," kata Koesmedi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/6).
Koesmedi menjelaskan, pendekatan baru ini dilakukan karena tahun sebelumnya masih banyak ditemukan sopir yang memiliki masalah kesehatan. Mereka gagal beroperasi karena pemeriksaan baru dilakukan di terminal.
Menurut dia, pada tahun lalu ada sekitar lima persen sopir tidak jadi berangkat karena memiliki masalah kesehatan. Sebanyak 13 persen tetap berangkat dengan catatan dari petugas medis. Kini pemeriksaan dilakukan lebih awal melalui PO-PO.
Koesmedi menjelaskan, ada beberapa cek kesehatan yang dilakukan. Selain gula darah, petugas medis akan memeriksa tekanan darah atau hipertensi, dan kandungan alkohol atau narkoba melalui air seni. "Itu kita lakukan sehingga bisa kita tangani jauh sebelumnya," ujar dia.
Pemeriksaan kesehatan di perusahaan otobus telah dimulai sejak dua hari lalu (2/6). Sementara, pemeriksaan di terminal, stasiun, bandara, dan pelabuhan laut baru akan dilakukan sepekan sebelum Lebaran.