Senin 04 Jun 2018 20:46 WIB

Kapolres: Bantul Sudah Bersih dari Bonek

Penyebab dari kerusuhan adalah karena adanya saling ejek

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah suporter Persebaya, Bonek menaiki truk Polisi saat pemulangan Bonek di kawasan Giwangan, Yogyakarta, Minggu (3/6). Polda DI Yogyakarta menerjunkan sejumlah truk dan ratusan personil guna memfasilitasi pemulangan Bonek menyusul dibatalkannya pertandingan sepak bola antara Persija melawan Persebaya yang dijadwalkan bertanding di Stadion Sultan Agung, Bantul pada Ahad (3/6) malam, akibat terjadinya kerusuhan antaroknum suporter Persebaya dan Persija sebelum pertandingan.
Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Sejumlah suporter Persebaya, Bonek menaiki truk Polisi saat pemulangan Bonek di kawasan Giwangan, Yogyakarta, Minggu (3/6). Polda DI Yogyakarta menerjunkan sejumlah truk dan ratusan personil guna memfasilitasi pemulangan Bonek menyusul dibatalkannya pertandingan sepak bola antara Persija melawan Persebaya yang dijadwalkan bertanding di Stadion Sultan Agung, Bantul pada Ahad (3/6) malam, akibat terjadinya kerusuhan antaroknum suporter Persebaya dan Persija sebelum pertandingan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Stadion Sultan Agung (SSA) di Kabupaten Bantul menjadi tempat penyelenggaraan Liga 1 2018. Namun, pertandingan pekan ke-12antara Persija dan Persebaya pada Ahad (3/6) terpaksa ditunda lantaran terjadi bentrokan antar pendukung dari masing-masing klub.

Kapolres Bantul, AKBP Sahat M Hasibuan memastikan, saat ini wilayah Bantul sudah tidak ada pendukung tim Persebaya, yang biasa disebut Bonek.

"Subuh pukul 01.00 WIB sudah dipastikan bahwa wilayah Yogyakarta khususnya Bantul sudah bersih dari Bonek," kata Sahat, Senin (4/6).

Menurutnya, anggota kepolisian dilapangan sudah bekerja maksimal dengan melakukan penyisiran untuk kemudian dipulangkan ke wilayah asal masing-masing. Ia pun mengatakan bahwa penyebab dari kekisruhan antar kedua belah suporter yakni Jakmania dan Bonek terjadi karena adanya saling ejek.

"Jadi bukan karena petugas kekurangan jumlah. Kami sudah siap. Tapi karena kedua belah suporter saling ejek akhirnya terpancing," ujar dia.Kekisruhan yang terjadi, hingga aksi lempar batu antar keduanya, diakui Kapolres bisa bisa diatasi oleh pihak kepolisian dengan membuat sekat.

Belajar dari kejadian ini, Kapolres mengaku akan berkoordinasi dan mengevaluasi terkait izin pertandingan jika nantinya ada laga yang mempertemukan kedua belah suporter.

"Kita tidak pernah melarang adanya pertandingan. Karena kejadian ini di luar prediksi, di luar kemampuan kita. Kita akan berembug. Ke depan kita akan berkoordinasi kepada pihak penyelenggara," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement