REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Diaspora Network Global (IDN-Global) akan menyelenggarakan "Conference of Indonesian Diaspora Youth (CIDY-2018)" pada tanggal 13-15 Agustus 2018 di Jakarta. Konferensi ini bertujuan untuk mempertemukan pemuda-pemuda diaspora berprestasi dari berbagai penjuru dunia dengan pemuda-pemuda cemerlang dari 34 Provinsi Indonesia.
Konferensi ini bertujuan untuk menjaga dan menumbuhkan semangat Ke-Indonesia-an dari pemuda-pemuda diaspora di seluruh dunia, baik yang masih berstatus WNI maupun yang sudah menjadi warga negara lain," kata Ketua Dewan Pengawas IDN Global, Dino Patti Djalal melalui pesan tertulis kepada Republika, Senin (4/6).
Dino menyatakan, melalui forum ini juga akan memberikan ruang bagi pemuda diaspora dan pemuda tanah air untuk membahas berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini dan di kemudian hari. Sekaligus juga turut memberi pandangan mengenai visi Indonesia tahun 2045.
Sementara itu, Sementara itu, Presiden IDN-Global Gerald Eman menyatakan, generasi kedua diaspora mempunyai peran strategis ke depan. Karena pendidikan dan pengalaman mereka, potensi dan mobilitas sosial-ekonomi mereka biasanya lebih tinggi dari orang tua mereka. Karenanya, sejak awal mereka harus bisa dirangkul.
"Kami berharap dari pertemuan ini akan timbul jaringan persahabatan dan kerjasama yang pastinya akan bermanfaat bagi parapemuda dan bagi Indonesia. Kami juga mengharapkan setelah Konferensi nanti para pemuda diaspora dan pemuda provinsi dapat sama-sama merayakan 17 Agustus dan kemudian menyaksikan Asian Games," ungkap Gerald.
Adapun diaspora Indonesia sendiri diartikan sebagai orang-orang Indonesia yang tinggal di luar negeri. Selama tiga hari, CIDY-2018 akan membahas berbagai topik lokal, nasional dan global. Seperti Visi Indonesia 2045, Identitas bangsa Indonesia, Pendidikan, Toleransi dan lain-lain.
CIDY-2018 merupakan ajang kegiatan utama IDN-Globaluntuk tahun 2018. Sebelumnya pada Juli tahun 2017, IDN-Global mengukir sejarah dengan menghadirkan tokoh dunia Presiden Barack Obama pada Kongres Diaspora Indonesia ke-4 dan diapresiasi Museum Rekor-DuniaIndonesia (MURI) atas keterlibatan 11 ribu peserta aktif, termasuk dari publik serta diaspora berasal dari 134 kota dunia, 55 negara, dan 71 kota Indonesia.