REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembina Persaudaraan Alumni (PA) 212 Rizieq Shihab mendorong koalisi keumatan untuk segera merealisasikan deklarasi terbuka sebelum mendeklarasikan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengungkapkan aspirasi Rizieq tersebut akan dipertimbangkan di dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN 2018 pada Juni mendatang.
"Keputusan PAN akan menunggu rapat kerja nasional tahun 2018. Itu adalah keputusan resmi dari PAN, jadi pertemuan kemarin itu merupakan bagian dari aspirasi kuat yang akan kita bawa di Rakernas," kata Viva di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (4/6).
Dari keempat partai koalisi keumatan yang diharapkan oleh PA 212, Viva menyebut beberapa partai politik masih menjaring aspirasi dari masyarakat. Hasil dari aspirasi itulah yang kemudian akan dijadikan acuan untuk membentuk koalisi.
"Kita akan mengetahui apakah pasangan calon nanti dua pasangan calon atau tiga pasangan calon itu akan kita tunggu beritanya sampai tanggal 10 Agustus 2018," paparnya
Sementara itu terkait capres, Viva menjelaskan berdasarkan hasil Rakornas 2017, PANmemberikan mandat kepada Zulkifli Hasan ketua umum PAN untuk maju sebagai capres dari PAN. Namun sebagai lembaga modern, lanjut Viva, partai politik harus menampung seluruh aspirasi masyarakat baik yang setuju dengan petahana maupun tidak setuju dengan petahana.
"Oleh karena itu, kita akan menunggu proses selanjutnya setelah pilkada selesai, kita akan melakukan rapat kerja nasional, kita akan tentukan siapa pasangan calon capres dan cawapres dari Partai Amanat Nasional (PAN)," katanya.