REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Para pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang tergabung dalam Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda menggelar pameran produk dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-725 di Kaza City Mall, Surabaya. Gelar produk itu diikuti oleh 160 pelaku usaha atau UKM, yang terdiri atas 40 UKM makanan dan 120 lainnya nonmakanan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menceritakan kesusahnya memulai program Pahlawan Ekonomi pada 2010. Saat itu, ia mengaku sempat shock dan kaget karena barang yang dihasilkan belum sesuai harapan. Namun, setelah dua pekan berjalan, kata Risma, hasilnya sudah lebih bagus.
"Sehingga dari situlah saya semakin optimistis bahwa warga Surabaya pasti bisa mengembangkan ekonominya," kata Risma di Surabaya.
Risma melanjutkan, seiring berjalannya waktu, program Pahlawan Ekonomi makin berkembang dan perekonomian Kota Surabaya makin maju. Buktinya, pada awal ia menjabat 2010, pendapatan asli daerah (PAD) Kota Surabaya masih di kisaran Rp 19 miliar per tahun. Sementara itu, saat ini PAD sudah mencapai Rp 5 triliun per tahun.
"Itu dari pajak-pajak itu. Artinya ekonomi di Surabaya terus bergerak. Jika kota maju dan besar tapi warganya hanya jadi penonton dan bukan pelaku usaha maka yang menikmati perputaran uang adalah orang lain. Makanya, saya ingin warga Surabaya menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri," ujar Risma.
Oleh karena itu, ia meminta kepada para pelaku usaha dan UKM di Kota Surabaya untuk terus belajar dan berinovasi. Sebab, ketika masuk di dunia industri kreatif, tidak boleh mengenal kata berhenti dalam belajar dan berinovasi.
"Kalau kita tidak kreatif dalam mengembangkan usaha kita maka orang akan malas untuk membeli barang kita. Jadi, jangan banyak bicara, tapi harus banyak bekerja," katanya.
Risma juga mengajak para pelaku usaha dan UKM untuk terus bergerak menuju perubahan pada masa depan. Sebab, jika tidak ada gerakan, tidak akan ada perubahan di Kota Surabaya.
"Tidak ada rezeki yang datang tiba-tiba. Mana ada hujan uang. Industri kreatif ini tidak akan pernah mati. Jadi, ayo bergerak. Saya juga begitu. Kalau saya gak gerak, Surabaya tidak akan berubah. Saya ingin warga Surabaya sejahtera," kata Risma.
Risma merasa saat ini sudah banyak perkembangkan dan kemajuan dari Pahlawan Ekonomi. Bahkan, beberapa produknya pun sudah banyak yang diekspor. Sehingga, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini juga mengaku senang dengan perkembangan itu.
"Tapi, jangan cepat puas. Pemkot terus memfasilitasi para pelaku UKM ini, termasuk stan penjualannya di berbagai tempat di Surabaya. Di mal-mal hampir semuanya kita sudah punya stan," kata Risma.
Dennis Adishwara yang selalu menjadi mentor Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda mengatakan, para pelaku UKM Surabaya sudah memiliki bekal dasar untuk membuat produk yang berdaya saing di pasaran. Makanya, ia juga meminta supaya para pelaku UKM itu tidak hanya memasarkan produknya di dunia nyata, tetapi juga harus dipasarkan di dunia maya atau media sosial.
Ia berpendapat, pelaku UKM itu harus memiliki nilai tambah dan keunikan dalam membuat produk. Bahkan, kalau bisa khusus untuk yang makanan, harus membuat produknya supaya lebih awet tanpa bahan pengawet.
"Hal itu bisa disiasati ketika memasaknya atau pengemasannya. Jika itu bisa dilakukan maka pasti produk itu akan gampang masuk di berbagai daerah," kata Dennis.
Ia juga mengaku sudah melakukan penawaran produk UKM Surabaya ke daerah-daerah lainnya. Tujuan penawaran tersebut dimaksudkan untuk mengetahui respons masyarakat terhadap produk-produk yang dihasilkan pelaku UKM di Surabaya.
"Ternyata hasilnya positif. Mereka juga memberikan masukan-masukan yang konstruktif. Ini juga untuk evaluasi dan meningkatkan produk kita. Tapi yang pasti, tanggapannya positif banget," ujar Dennis.