REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Yasonna H Laoly memastikan pembangunan lembaga pemasyarakatan (lapas) teroris yang ada di Nusakambangan, Karanganyar, akan selesai maksimal pada akhir tahun ini. Lapas super maximum security itu akan berkapasitas 520 orang.
"Maksimal pada akhir tahun ini dengan keamanan super maksimum, dengan kapasitas 520 orang," kata Yasonna usai beribadah di GKI Jalan Dipenogoro, Surabaya, Ahad (3/6).
Ia mengemukakan, selain di Nusakambangan pembangunan rutan dengan keamanan super maksimal juga dilakukan di Cikeas, yang pembangunannya pada 2019. "Kalau untuk khusus di Jatim masih belum, nanti yang ada dipindahkan ke sana (Nusakambangan- red)," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak seluruh jemaat yang ada di gereja tersebut untuk saling memaafkan. Karena seluruh ajaran agama diajarkan untuk saling memaafkan.
"Perbedaan yang ada di Indonesia ini jangan digunakan untuk menimbulkan perpecahan, tetapi jadikan sebagai kekuatan," ujarnya.
Selain itu, kepada oknum yang pemikirannya masih sempit mari didoakan bersama supaya mereka tersadarkan ke jalan yang benar. "Intinya jangan ada lagi dendam, jangan ada permusuhan karena agama mengajarkan untuk saling memaafkan. Bahkan, ibu dua anak yang menjadi korban juga sudah memaafkan," katanya.
Salah seorang jemaat gereja Joshua Poli mengatakan, sampai saat ini masih ada jemaat yang merasa trauma dengan kejadian pelaku bom bunuh diri tersebut. "Oleh karena itu, pendampingan masih terus dilakukan, supaya para jemaat ini kuat dalam menghadapi musibah itu," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, untuk menampung teroris yang paling membahayakan pemerintah memang sedang membangun lapas dengan penjagaan super ketat (super maximum security). Lapas ini diprediksi akan selesai tiga hingga empat bulan lagi.
"Ini tinggal penyelesaian saja, tinggal penyelesaian akhir. Itu mungkin dengan kapasitas 500 lebih kamar," kata Jokowi usai menghadiri buka puasa bersama di kantor DPD Partai Golkar, Rabu (23/5).