REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal menyebutkan, terdapat alasan tersangka teroris yang digerebek Densus 88 Antiteror di Universitas Riau (Unri) memilih kampus sebagai tempat beraktivitas. Tersanggka teroris memandang kampus tempat yang aman dalam melangsungkan kegiatan terorismenya.
"Dari hasil pemeriksaan awal kepada tersangka, dia memang memilih lingkungan kampus, karena menurut dia aman, yang kedua dia gampang merakit karena ada beberapa serbuk-serbuk yang diambil dari laboratorium," kata Iqbal saat dihubungi Republika, Ahad (3/6).
Padahal, lanjut Iqbal, di manapun ada kegiatan pelanggaran hukum, Polri akan melakukan tindakan sesuai SOP yang berlaku. Dalam hal ini, Densus 88 Antiteror Polri melakukan penggerebekan di Kampus Unri karena ditemukan bukti peledak dan aktivitas teroris di kampus.
Baca Juga: Densus 88 Sita Bom, Panah, dan Granat dari Unri
Pun demikian, Iqbal menegaskan, penggerebekan dilakukan saat sedang tidak terjadi proses belajar mengajar. “Seluruh barang bukti yang disita itu ada di dalam kampus, lingkungan kampus, kan ada foto-fotonya, serbuk-serbuk TATP, panah dan lain-lain. Itu ada di situ semua," kata Iqbal.
Dari hasil penyelidikan, lanjut Iqbal, teroris yang beraktivitas di kampus adalah kelompok yang sangat berbahaya, meski kepolisian belum menyimpulkan termasuk jaringan mana kelompok tersebut. Menurut Iqbal, penggerebekan sudah dilakukan dengan strategi khusus Densus 88.
"Kan mereka tahu, mereka ini bukan hanya berani mati, tetapi mencari mati. Makanya strategi khusus ada beberapa kekuatan yang digunakan," ujar dia.
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror melakukan penggeledahan di Universitas Riau pada Sabtu (2/6). Dari penggeledahan dan pengembangan perkara tiga orang ditetapkan sebagai tersangka terorisme. Tiga tersangka tersebut bekerja dalam lingkup perakitan bom.
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tiga terduga teroris yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Ketiga tersangka tersebut bekerja dalam lingkup perakitan bom.
Ketiganya, yakni MNZ (33 tahun), RB alias D (34), dan OS alias K (32). Mereka merupakan mantan mahasiswa Unri.
Menurut keterangan Polri, tiga terduga teroris tersebut akan melakukan diduga penyerangan terhadap kantor-kantor DPR RI dan DPRD. Dalam penggeledahan yang dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik itu, polisi juga menyita sejumlah bom siap ledak dan bahan peledak.
Sejumlah barang yang disita di antaranya dua buah bom pipa besi yang sudah jadi, dan bahan peledak Triaceton Triperoxide (TATP) yang sudah jadi. Polisi juga menyita bahan peledak lain seperti Pupuk KNO3, Sulfur, Gula, Arang.
Diamankan pula, dua buah busur panah dan anak panahnya delapan buah, satu buah senapan angin, serta satu buah granat tangan rakitan.
Baca Juga: Polri Klaim Penggerebakan di Unri Sesuai SOP