Ahad 03 Jun 2018 09:35 WIB

Waspada Tiga Titik Macet di Pekalongan

Tiap titik memiliki faktor penyebab kemacetan yang berbeda.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi pemudik melintasi jalur Pantura di Pekalongan, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Ilustrasi pemudik melintasi jalur Pantura di Pekalongan, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Pemudik yang melintasi jalur Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah, patut waspada tiga titik berpotensi macet saat arus mudik maupun balik Lebaran 2018. Tiga titik ini adalah Pasar Wiradesa di Jalan Ahmad Yani, SPBU Kauman Wiradesa, dan dekat International Batik Center (IBC).

Anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Kabupaten Pekalongan, Brigadir Henny Firmansyah menjelaskan, tiga titik ini selalu menjadi langganan macet tiap tahunnya. "Biasa ramai H-3 sampai H-5," tuturnya ketika ditemui Republika di Pos Pantau Polres Kabupaten Pekalongan, Ahad (3/6).

Tiap titik memiliki faktor penyebab kemacetan yang berbeda. Di Pasar Wiradesa, mobilitas penyeberangan penjual dan pembeli yang melintas di jalan raya hingga menghalangi laju kendaraan.

Sementara itu, di dekat IBC, biasanya dijadikan sebagai titik putar balik kendaraan yang mengarah ke timur. Sebab, ada rest area di sebelah kanan yang berseberangan dengan arus menuju kota. "Jadi, mereka harus menyeberang dulu ke kanan," tutur Henny.

Selain rest area di IBC, tempat peristirahatan favorit lainnya berada di SPBU Kauman. Banyak pemudik yang memanfaatkan area ini untuk mengisi bensin ataupun sekadar melepas lelah. 

Memasuki arus mudik, mobil berhenti di SPBU biasanya mencapai 30an, melebihi kapasitas area yang hanya mampu menampung 20 mobil. Akibatnya, banyak kendaraan yang parkir di pinggir jalan raya dan menghambat lalu lintas.

Henny menuturkan, kepadatan mudik di Kabupaten Pekalongan biasanya terjadi pada dua waktu. Yakni, jam 10.00 sampai 14.00 WIB dan setelah shalat Maghrib hingga tengah malam. 

"Sebab, di dua waktu ini, ada gabungan antara aktivitas kendaraan pemudik dengan masyarakat," ucapnya.

Sejauh ini, jalur Pekalongan terpantau ramai lancar. Lajur arah Jakarta maupun sebaliknya masih didominasi truk dengan plat Jakarta, Bandung dan Lampung yang mengangkut bawaan berat. Menurut pengalaman Henny pada tahun-tahun lalu, aktivitas truk akan terhenti pada H-5.

Untuk di Kota Pekalongan, Republika memantau ada sejumlah titik berpotensi kemacetan. Di antaranya titik pertemuan Jalan RA Kartini dengan Jalan Medono-Limbung yang tengah dilakukan perbaikan jembatan, sehingga memotong lajur dari dua menjadi satu. Dampaknya, kendaraan harus menurunkan kecepatan dan bergantian melintasi jembatan.

Tidak jauh di lokasi itu, ada perlintasan kereta api yang membuat pemudik harus melambat. Meski tidak ada kerusakan parah, jalur terlihat bergelombang yang menuntut kewaspadaan pengendara, baik mobil maupun motor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement