Sabtu 02 Jun 2018 18:06 WIB

Pengamat: Insiden Radar Bogor Bisa Rugikan PDIP

Menurutnya, hal itu sangat tidak produktif dan justru bisa merugikan PDIP sendiri.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Bayu Hermawan
Aksi solidaritas Lawan Kekerasan Terhadap Pers oleh Forum Pekerja Media di Jalan M.H Thamrin, Sabtu (2/6).
Foto: Inas Widyanuratikah
Aksi solidaritas Lawan Kekerasan Terhadap Pers oleh Forum Pekerja Media di Jalan M.H Thamrin, Sabtu (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat media Agus Sudibyo menyesalkan sikap main hakim sendiri yang dilakukan kader dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terhadap kantor Radar Bogor. Menurutnya, hal itu sangat tidak produktif dan justru bisa merugikan pihak PDIP sendiri.

"Itu akan merugikan posisi PDIP sendiri. Lebih jauh lagi, karena PDIP dekat dengan kekuasaan, maka akan merugikan citra kekuasaan itu sendiri," kata Agus ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (2/6).

Menurutnya, kader PDIP harus memikirkan lebih matang sebelum bertindak. Perlakuan tidak etis yang mengintimidasi Radar Bogor tersebut, menurut Agus, bisa mendelegitimasi PDIP khususnya sebagai partai berkuasa.

Perlakuan sejumlah massa PDIP yang mengintimidasi Radar Bogor, menurut Agus bisa merepresentasikan partai tersebut secara luas. Seharusnya, PDIP harus bisa memberikan contoh kepada masyarakat bagaimana menyelesaikan pemberitaan pers dengan beradab.

"Nah ini yang harus disadari oleh jaringan PDIP, bahwa mereka harus menyadarkan jaringannya agar tidak membuat tindakan-tindakan yang mengarah pada anarkis. Kalau keberatan terhadap pemberitaan pers ya diurus berdasarkan mekanisme yang ada," jelasnya.

Ia menuturkan, pers bisa saja melakukan kesalahan. Akan tetapi, kesalahan tersebut harus dinilai oleh Dewan Pers melalui Undang-undang Pers. Bukan dengan intimidasi apalagi sampai melakukan pengerusakan alat-alat kantor media tertentu.

Menurutnya, sebaiknya sebelum melalui kepolisian, kedua pihak menyelesaikan permasalahan ini melalui Dewan Pers. Keduanya harus mengetahui siapa yang melakukan kesalahan meminta maaf. "PDIP harus minta maaf atas apa yang terjadi. Dan kalau Radar Bogor memang bersalah, dia juga harus minta maaf," katanya.

Seperti diketahui, sekitar seratusan kader dan simpatisan PDIP mendatangi kantor Radar Bogor, Rabu (30/5), dengan membawa sepeda motor dan pengeras suara. Mereka datang dengan membentak dan memaki karyawan Radar Bogor, bahkan mengejar staf yang sedang bertugas.

Aksi tersebut dipicu pemberitaan Radar Bogor yang menampilkan foto Megawati dengan judul "Ongkang-ongkang Kaki Dapat Rp 112 Juta". Menurut massa PDIP yang hadir ke kantor Radar Bogor, berita tersebut dianggap sangat tendensius.

Politikus PDIP Bambang Wuryanto mengatakan aksi pada Rabu itu merupakan tindak lanjut dari kekesalan para kader dan simpatisan PDIP atas pemberitaan tidak berimbang Radar Bogor terhadap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Kalau pemberitaan kayak begitu di Jawa Tengah, saya khawatir itu kantornya rata dengan tanah," ujar Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/5).

Baca juga: Saat Simpatisan PDIP 'Serbu' Radar Bogor

Sementara Forum Pekerja Media melakukan aksi solidaritas untuk Radar Bogor. Hal ini menyusul kedatangan kader PDI Perjuangan ke kantor Radar Bogor yang menimbulkan ketidaknyamanan pada staf dan pengerusakan alat-alat kantor.

Ketua Federasi Serikat Pekerja Media (FSPM) Independen, Sasmito, mengatakan Kepolisian Republik Indonesia harus mengusut tuntas segala bentuk intimidasi. “Seperti kita tahu kemarin dari kepolisian Bogor bilang ini bukan permasalahan. Saya pikir sangat kontraproduktif dengan kejadian hari Rabu lalu," kata Sasmito, Sabtu (2/6).

Menurut Sasmito, PDIP punya hak untuk melakukan protes terhadap media. Namun, dia mengatakan, PDIP selayaknya mendatangi Dewan Pers untuk melakukan protes atas pemberitaan media.

Tidak seharusnya, dia menyatakan, PDIP melakukan cara kekerasan dan intimidasi yang menimbulkan rasa tidak nyaman para jurnalis maupun staf Radar Bogor. “Kembalikan saja ke Dewan Pers siapa yang salah. Kalau Radar Bogor dinyatakan bersalah ya enggak apa-apa, tetapi bukan dengan cara kekerasan seperti ini," ujar dia.

Baca juga: Pekerja Media Lakukan Aksi Solidaritas untuk Radar Bogor

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement