Sabtu 02 Jun 2018 07:13 WIB

Misteri Pohon Imitasi di Jalan Sudirman

Sudin Perindustrian dan Energi DKI bantah ada pemborosan anggaran atas pohon palsu.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan lomba renang versus paddling di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (5/3).
Foto: Republika/Sri Handayani
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan lomba renang versus paddling di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID  Oleh: Sri Handayani

Media sosial ramai memperbincangkan pohon imitasi yang ditanam di beberapa ruas jalan di Jakarta termasuk di Jalan Sudirman. Warga internet mempertanyakan urgensi pemasangan pohon palsu itu dan dikaitkan dengan pemborosan anggaran di tengah ekonomi yang susah ini.

Menjawab ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan sejumlah pohon imitasi yang "ditanam" di sepanjang Jalan Sudirman, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Medan Merdeka Barat, merupakan stok lama. Pengadaan pohon palsu tersebut dilakukan Suku Dinas Perindustrian dan Energi (Sudin PE) Jakarta Pusat pada 2017 atau saat periode gubernur sebelum Anies Baswedan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, hiasan itu kini telah dimasukkan kembali ke gudang setelah ada protes dari masyarakat. "Kembali lagi ke gudang di Sudin Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat. Jadi, memang ada di sana. Dan itu sudah stok lama," kata Sandiaga di Jakarta Pusat, Jumat (1/6).

Sandiaga menjelaskan, pohon imitasi itu juga dipasang atas inisiatif Sudin PE Jakarta Pusat yang perlu diapresiasi sebagai sikap proaktif dan inovatif. Hanya, kata dia, inisiatif itu tidak didiskusikan dengan baik.

"Tidak disosialisasikan dengan baik sehingga kepala dinasnya belum disosialisasikan," kata dia.

Menurut Sandiaga, pohon-pohon itu rencananya dipasang pada hari-hari besar kebangsaan ataupun keagamaan. Selain sebagai penerangan pada malam hari, hiasan itu dipasang untuk memeriahkan hari besar tersebut. 

Sandiaga sempat tertawa ketika ditanya mengenai pohon-pohon palsu itu. Sebab, ia mengaku telah membaca sejumlah protes yang dilayangkan salah satu media daring.

Sandiaga yang melihat sendiri pohon-pohon palsu itu juga mengaku heran. "Kok bentuknya seperti itu?" pikir dia.

Ia kemudian bertanya kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Energi (PE). Ternyata sejumlah pohon itu sengaja dipasang Suku Dinas (Sudin) Jakarta mendekati Hari Raya Idul Fitri dan hari-hari besar keagamaan untuk memperindah kota. "Itu inisiatif Sudin PE Jakarta Pusat," kata Sandiaga.

Mengetahui adanya polemik yang muncul di internet, Kepala Dinas PE Yuli Hartono disebut meminta hiasan itu dicabut. Ia mengatakan, trotoar di Jalan Sudirman sudah bagus dan tidak perlu diberi lampu hias berbentuk pohon.

Sandiaga mengucapkan terima kasih kepada warganet yang menyampaikan kritik dan masukan. Karena kritik tersebut, pohon-pohon palsu yang sudah dipasang langsung dicabut dan disimpan kembali ke gudang. "Kita langsung hentikan dan kembalikan seperti sediakala," ujar dia.

Sandiaga mengklarifikasi bahwa pemasangan lampu itu bukan bagian dari persiapan Asian Games 2018. Pemprov DKI memang mengalokasikan anggaran Rp 2,2 miliar untuk lampu hias dan upaya mempercantik kota pada 2018. Namun, proses ini baru akan memasuki tahap lelang. Sandiaga memastikan tidak ada anggaran yang terbuang.

"Lampu-lampu tersebut, pohon-pohon plastik tersebut adalah murni stok lama. Jadi, tidak ada anggaran yang dikeluarkan untuk pemasangan pohon imitasi tersebut," kata dia.

Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat Iswandi juga menampik adanya pemborosan anggaran untuk memasang tanaman-tanaman palsu tersebut. Menurut dia, lampu-lampu hias berbentuk pohon itu telah dianggarkan sejak 2017. "Anggaran Sudin 2017," kata Iswandi.

Menurut Iswandi, lampu-lampu itu dibeli dengan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2017 untuk dipasang setiap ada kegiatan besar, seperti hari ulang tahun (HUT) DKI, HUT RI, tahun baru, hari besar keagamaan, hari besar nasional, dan sebagainya. "Setelah event kami copot simpan di Sudin," kata dia.

Iswandi juga mengonfirmasi, protes di media sosial baru-baru ini berujung pemanggilan Kepala Dinas PE Yuli Hartono. "Maaf Pak Kadis kami sudah dipanggil Pak Wagub, hal ini dan semua sudah dijelaskan," ujar dia.

Dalam laman resmi Pemprov DKI, http://apbd.jakarta.go.id, anggaran pengadaan lampu hias pencahayaan kota tercatat sebagai anggaran Sudin Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat dalam APBD 2017. Besarannya mencapai Rp 1.425.087.180.

Pada APBD 2018, ada anggaran serupa senilai Rp 2.229.150.000. Iswandi menampik dana itu terkait dengan pengadaan lampu hias berbentuk tanaman yang dipasang di Jalan Sudirman, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Medan Merdeka Barat. "Itu anggaran 2018, tidak ada kaitannya," ujar dia. (Pengolah: ilham tirta).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement