Jumat 01 Jun 2018 22:14 WIB

Samakan Nasib Jokowi dengan Najib, Ini Klarifikasi Sandi

Sandiaga menegaskan, kritik kepada Jokowi diutarakan sebagai kader Gerindra.

Rep: Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
Sandiaga Uno saat bersafari di Kota Semarang, Ahad (15/4). Pada safari ini, ia juga menyapa warga Kota Salatiga bersama cagub Sudirman Said.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Sandiaga Uno saat bersafari di Kota Semarang, Ahad (15/4). Pada safari ini, ia juga menyapa warga Kota Salatiga bersama cagub Sudirman Said.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan asal mula ia menyampaikan kritik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia mengatakan, pernyataan itu disampaikan bukan sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, namun kader Partai Gerindra.

"Konteksnya adalah konteks waktu kami ditanya dalam situasi bukan saya sebagai wakil gubernur," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (1/6).

Menurut Sandiaga, pernyataan itu ia sampaikan pada 10 Mei saat ada kegiatan dari Sekretariat Bersama (Sekber) Pemenangan Gerindra-PKS. Ketika itu ia bertindak sebagai Ketua Tim Pemenangan Pemilihan Presiden (Pilpres) Partai Gerindra dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Ketika itu, Sandiaga mendapat pertanyaan mengenai apa yang bisa dipelajari dari pemilihan umum yang terjadi di Malaysia. "Saya sampaikan bahwa tidak bisa disamakan Indonesia sama Malaysia. Dua negara berbeda. Dua negara yang memiliki sistem berbeda," kata dia.

Sandiaga juga mendapat pertanyaan lanjutan tentang apa persamaan kondisi kedua negara tersebut. Lulusan Universitas Wichita itu pun menjawab, di Malaysia, lapangan kerja semakin sulit dan biaya hidup semakin tinggi. Ia menilai, pemerintah Najib Razak tidak berhasil memecahkan kedua permasalahan tersebut.

"Sekarang (Malaysia) sudah di (bawah kekuasaan) oposisi. Sebelumnya, di Barisan Nasional adalah pemerintah yang masih pada saat berkuasa, tidak menyelesaikan permasalahan mengenai ekonomi," ujar dia.

Menurut Sandiaga, hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Lapangan pekerjaan di negara ini dinilai masih sulit dicari. Di Jakarta khususnya, tingkat pengangguran masih tinggi. Masih ada sekitar 400 ribu warga hidup di bawah kemiskinan.

Sandiaga menambahkan, sejatinya ia tak hanya mengkritik pihak luar, dalam hal ini Jokowi. Pernyataan itu dinilai mengandung kritik terhadap dirinya sendiri.

"Dan saya sangat kritis terhadap diri saya sendiri. Jangankan terhadap siapapun di luar. Kepada Pemprov sendiri saya juga kritis. Apa yang salah, saya sebut salah. Apa yang benar, saya dukung gitu lho," kata dia.

Selanjutnya, Sandiaga menyatakan, sebagai seorang wakil gubernur, dirinya sangat mendukung Pemerintah Pusat. Ia sangat mendukung kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement