Jumat 01 Jun 2018 10:47 WIB

Jokowi: Pancasila Pemersatu Perbedaan

Pancasila berperan sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Garuda Pancasila
Garuda Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri peringatan Hari Lahir Pancasila di halaman Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (1/6). Dalam pidatonya, Presiden menjelaskan Pancasila ditetapkan oleh para pendiri bangsa dari berbagai kelompok sebagai pemersatu perbedaan.

Pancasila pertama kali diuraikan secara jelas oleh Bung Karno pada 1 Juni 1945 yang kemudian dituangkan dalam Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945 dan dirumuskan secara final pada 18 Agustus 1945.

"Pancasila berperan sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh, yang menjadi fondasi dibangunnya Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," kata Jokowi di Kemenlu.

Jokowi meminta agar serangkaian proses penetapan Pancasila tersebut selalu diingat oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat harus terus memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika sehingga Indonesia dapat menjadi bangsa yang kuat dan maju.

"Dengan modal semangat dan energi kebersamaan, kita akan mampu berprestasi untuk memenangkan kompetisi. Kita harus percaya diri dan berani bersaing dalam kehidupan dunia yang semakin terbuka dan kompetitif," ujarnya.

Ia juga mengingatkan, agar masyarakat tak menggunakan energinya untuk berselisih yang kemudian menyebabkan perpecahan. Menjelang perhelatan Asian Games 2018, Presiden juga optimistis para atlet bersemangat meraih prestasi dan mengibarkan bendera merah putih.

"Saya yakin semangat berprestasi ini juga membara di seluruh lapisan masyarakat dan di seluruh jenis profesi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju, negeri yang baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur," ujar Jokowi.

Ia melanjutkan, peringatan kelahiran Pancasila ini menjadi momentum yang tepat untuk mengimplementasikan nilai Pancasila. Selain itu, pengalaman Indonesia dalam merawat kebhinekaan berdasarkan Pancasila juga dapat dibagikan ke negara-negara lain. Sebab menurut dia, negara di manapun akan berproses menjadi masyarakat yang majemuk. Namun, risiko intoleransi selalu terjadi di tengah masyarakat majemuk.

"Saatnya kita berbagi pengalaman dalam berbhinneka tunggal ika, dalam bertoleransi serta dalam membangun persatuan dan kebersamaan," kata dia.

Presiden pun mengajak seluruh masyarakat baik para ulama, tokoh agama, politisi, aparat pemerintahan, anggota TNI dan Polri, serta para pelaku ekonomi untuk mengamalkan nilai Pancasila.

"Semangat bersatu berbagi dan berprestasi akan meneguhkan derap langkah kita dalam membawa Indonesia menuju negara yang maju dan jaya," ujar dia.

Selama ini, kata Jokowi, Pancasila telah bertahan dan tumbuh di tengah-tengah ideologi lain yang berusaha menggesernya. Presiden pun optimistis, nilai-nilai Pancasila akan terus mengalir di masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement