REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak kaum pelajar ikut serta mencegah dan memberantas terorisme yang akhir-akhir ini merebak di Indonesia. Pelajar sebagai kaum terdidik dan intelektual harus mampu membendung paham radikal dan ekstrim dari berbagai negara maupun kelompok organisasi internasional.
"Pelajar Jaman Now jangan hanya sibuk dari rumah ke sekolah, sekolah ke rumah saja. Namun harus turun ke masyarakat. Banyak hal positif yang bisa dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa" ujar Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/5).
Bamsoet menuturkan, bangsa Indonesia telah memiliki nilai-nilai luhur yang berasal dari ajaran agama dan budaya serta kearifan lokal. Sehingga, tidak memberikan ruang bagi paham radikal dan ekstrim yang hanya mengganggu kedamaian. Kata Bamsoet, tanggung jawab moral kaum terpelajar terletak pada pengabdiannya di masyarakat dalam menjaga kondusifitas.
"Salah satunya dalam membendung paham radikal dan ekstrim," ungkap Bamsoet.
Politikus Partai Golkar itu berpandangan ditengah derasnya arus globalisasi, pendidikan agama sesungguhnya mampu menjadi benteng pertahanan bagi para kaum terpelajar. Melalui pendidikan agama, diharapkan moralitas generasi muda Indonesia bisa terjaga. Bukan justru malah tergerus mundur jauh ke belakang.
"Kalian sebagai generasi pemuda dengan latar belakang pendidikan Islam harus menjadi teladan bagi masyarakat. Jangan justru menjadi contoh buruk. Jadilan insan yang menyejukan, tebarkan kedamaian antar sesama," pesan Bamsoet kepada pengurus Pelajar Islam Indonesia (PII).
Kemudian Bamsoet juga mengingatkan, dari masa ke masa, sosok pemuda Islam selalu memiliki andil serta peran penting dalam peradaban dunia. Dengan sumberdaya dan semangat besar yang dimiliki, pemuda Islam adalah tonggak kebangkitan umat. Kata Bamsoet, sebagai pemuda terpelajar, kalian punya sumberdaya dan semangat yang tak dimiliki para senior lainnya.
"Jangan sia-siakan hal ini. Jadikan agen perubahan yang membanggakan agama, bangsa, dan negara. Jangan justru menjadi agen teroris atau kekerasan," tutup Bamsoet.
Baca juga: Radikalisme ke Sekolah Melalui Tiga Pintu" href="http://republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/05/16/p8tic7430-penyusupan-nilai-radikalisme-ke-sekolah-melalui-tiga-pintu" target="_blank" rel="noopener">Penyusupan Nilai Radikalisme ke Sekolah Melalui Tiga Pintu