REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, PP Muhammadiyah merupakan organisasi yang selalu berkomunikasi baik dengan pemerintah. Ia pun menyampaikan rasa apresiasinya kepada PP Muhammadiyah yang tak hanya memberikan kritik, namun juga memberikan solusi.
Hal ini disampaikan Presiden dalam acara penutupan Pengkajian Ramadan 1439 Hijriah yang digelar Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka), Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (29/5).
"Saya sangat berterima kasih kepada PP Muhammadiyah yang terus dan selalu berkomunikasi dengan baik dengan pemerintah. Juga memberikan kritik-kritik membangun disertai solusi," kata Jokowi.
Menurut dia, masukan-masukan dari PP Muhammadiyah tersebut terus dikaji oleh pemerintah. Dalam acara ini, Presiden didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Selain tampak hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir dan Rektor Uhamka selaku Ketua Panitia Suyatno.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan bahwa bangsa Indonesia harus berlomba dengan bangsa lainnya untuk menjadi bangsa yang terdepan di era milenial dan era digital ini. Karena itu, menurut dia, bangsa Indonesia harus memanfaatkan teknologi informasi yang canggih untuk membawa Indonesia pada kemajuan.
"Kita juga harus gunakan media digital ini dengan kemampuan teknologi informasi yang canggih untuk membawa Indonesia kepada Indonesia yang berkemajuan. Kita harus berlomba dengan bangsa-bangsa untuk menjadi bangsa yang terdepan," ujar Haedar.
Haedar mengatakan, Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam tertua telah memiliki pengalaman satu abad lebih dalam membangun Indonesia. Karena itu, kata dia, Muhammadiyah yakin bisa memanfaatkan teknologi digital pada hal-hal positif di era milenial saat ini.
"Kami yakin betul bangsa ini banyak mutiara indah dan positifnya untuk kita bangun dibanding hal-hal yang negatif. Karena itu, kita coba lewat media baru ini dan relasi baru ini kita sebarkan nilai-nilai kemajuan bangsa," ucap Haedar.
Menurut Haedar, semangat dakwah ini merupakan semangat amar makruf nahi mungkar dan setiap warga bangsa pasti akan mengikuti siapapun yang mengajak pada kebaikan dan kemajuan. Karena itu, dalam acara penutupan ini, Haedar juga meminta agar Presiden Joko Widodo memberikan amanah kepada ratusan pimpinan di lingkungan Muhammadiyah yang hadir sekligus menutup Pengkajian Ramadhan 2018 yang telah berlangsung tiga hari.
"Karena itu Bapak Preaiden kami mohonkan untuk memberikan amanah dan tersebut mendukung langkah Muhammadiyah untuk memajukan umat dan bangsa. InsyaAllah bahwa komitmen Muhammadiyah pada bangsa dan negara ini adalah komitmen sebagai pendiri bangsa ini," kata Haefar.
Jikapun ada sejumlah kader Muhammadiyah yang selama ini kritis terhadap kebijakan Jokowi, tambah dia, Haedar yakin kekritisan tersebut demi kemajuan bangsa Indonesia. "Kalau di sana sini Muhamamdiyah kritis, InsyaAllah semangat kritis itu semangat yang cerdas berkemajuan. Tapi juga kita sampaikan dengan keadaban, dengan hikmah dan pesan-pesan yang demokratis dan dialogis," jelasnya.