Selasa 29 May 2018 11:24 WIB

Merapi Berstatus Waspada, Aktivitas Adisutjipto Normal

Standar penanganan bencana telah disiapkan oleh pihak Bandara Adisutjipto.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
Bandar Udara Internasional Adisutjipto.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Bandar Udara Internasional Adisutjipto.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- General Manager Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan antisipasi atas aktivitas Gunung Merapi. Ia menekankan, standar penanganan bencana telah pula disiapkan menanggulangi kemungkinan terburuk yang terjadi.

"Prosesnya kita selalu berkolaborasi dengan seluruh komunitas bandara, baik dari unsur penerbangan maupun TNI AU karena kami berada di lingkungan TNI," kata Agus saat ditemui di Grand Dafam Rohan Hotel Yogyakarta, Senin (29/5).

Soal kemungkinan penutupan bandara, ia menegaskan itu merupakan kewenangan Direktorat Navigasi Penerbangan (DNP). DNP inilah yang memang memutuskan penutupan bandara atau penutupan ruang udara.

Sebab, lanjut Agus, kadang memang bandaranya sendiri tidak terkena dampak-dampak bencana seperti erupsi, tapi ruang udaranya yang terkena dampak. Ini sempat terjadi di Bandara Adisutjipto pada erupsi 11 Mei 2018.

"Sebelumnya rute-rute tertentu yang harus dibelokkan atau dirubah, karena abu vulkanik menyebar itu tergantung dari arah angin," ujar Agus.

Bila arah angin ke selatan misalnya, mengarah ke bandara, biasanya memang akan dilakukan penutupan seperti yang terjadi beberapa pekan lalu. Tapi, belakangan abu vulkanik Gunung Merapi memiliki kecenderungan angin ke barat atau menuju Kabupaten Magelang.

"Jadi Bandara Adisutjipto sampai saat ini masih aman, tapi kita tetap waspada," kata Agus.

Kalaupun terjadi penutupan, ia mengaku akan fokus memberikan pelayanan kepada pengguna jasa. Termasuk, mempersiapkan maskapai-maskapai untuk melaksanakan antisipasi seperti mengganti tiket dan langkah-langkah lain.

Selain itu, Bandara Adisutjipto telah melakukan koordinasi dengan bandara-bandara sekitar seperti Bandara Adi Soemarmo di Solo dan Bandara Achmad Yani di Semarang. Tujuannya, agar bandara-bandara itu siap untuk menampung pesawat-pesawat ke Yogyakarta.

"Barangkali mereka tidak terdampak, biar mereka sudah siap untuk pesawat-pesawat yang menuju Yogyakarta agar bisa mendarat ke Solo atau Semarang," ujar Agus.

Sebelumnya AirNav mengeluarkan NOTAM B3564/18 pada 11 Mei 2018 terkait penutupan Bandara Adisutjipto. Bandara sempat ditutup selama 58 menit dari pukul 10.42 WIB hingga pukul 11.40 WIB akibat gangguan debu vulkanik letusan Gunung Merapi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement