Selasa 29 May 2018 03:40 WIB

Perusahaan Harus Perhatikan Hak Pekerja Perempuan

Hak yang harus dipenuhi adalah fasilitas ruang laktasi dan tempat pengasuhan anak

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja wanita di industri tekstil dan garment.
Foto: ipji.wordpress.com
Pekerja wanita di industri tekstil dan garment.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yambise melakukan sidak ke dua perusahaan garmen di Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cakung, Jakarta Utara pada Senin (28/5). Perusahaan ini memiliki pekerja perempuan dengan jumlah banyak bahkan mencapai 92 persen dari total seluruh pekerjanya.

Tujuan sidak ini adalah untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang dialami para pekerja perempuan. Selain itu, Yohana juga ingin memastikan terpenuhinya hak mereka selama bekerja di perusahaan tersebut.

"Di Kawasan ini banyak perusahaan yang mempekerjakan perempuan, untuk itu saya memutuskan untuk turun langsung melihat serta memastikan kondisi mereka, apakah sudah terpenuhi hak-haknya dan terlindungi dari segala bentuk kekerasan serta diskriminasi dalam lingkungan kerja," kata Yohana, dalam keterangan tertulis, Senin (28/5).

Hak-hak yang harus dipenuhi, sebut Yohana, adalah adanya fasilitas ruang laktasi dan ruang tempat pengasuhan anak (TPA). Selain itu, pekerja perempuan juga harus mendapatkan cuti melahirkan, cuti haid, serta pemberian upah yang adil sesuai waktu kerja. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri PPPA Nomor 5 Tahun 2015 tentang penyediaan sarana kerja yang responsif gender dan peduli anak.

Koordinator Posko Relawan Buruh KBN, Sultinah mengungkapkan masih banyak pekerja perempuan yang mengalami pelanggaran hak-hak dalam bekerja. Pelanggaran tersebut yaitu upah yang tidak seimbang dengan jam kerja, sulit mengambil cuti haid, pemutusan kontrak secara sepihak saat ingin cuti melahirkan, belum semua perusahaan menyediakan ruang laktasi, serta kurang bersihnya air di toilet pekerja.

"Saya sangat menyayangkan, masih banyak perusahaan yang melanggar hak-hak para pekerja khususnya perempuan. Untuk itu saya meminta kepada seluruh pihak perusahaan untuk segera memenuhi hak-hak serta melindungi para pekerja perempuan. Perlu upaya bersama baik oleh pengusaha maupun pekerja itu sendiri dalam menciptakan sarana dan tempat kerja yang responsif gender serta peduli anak," kata Yohana.

Selain melakukan sidak, Yohana juga memberikan bantuan berupa tas pendingin ASI sebanyak 25 buah kepada masing-masing perusahaan untuk digunakan pada pekerja yang menyusui. Ia juga meminta pada pihak perusahaan untuk memperhatikan dan mengutamakan pekerja perempuannya menjelang mudik hari raya lebaran, seperti menyediakan kendaraan mudik yaitu bus khusus pekerja, memberikan waktu cuti yang cukup serta memberikan tunjangan hari raya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement