Senin 28 May 2018 02:08 WIB

Harga Terigu di Sumbar Melonjak, Bulog Siap Operasi Pasar

Terjadi peningkatan permintaan jelang Hari Raya Idul Fitri.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolanda
Tepung Terigu (ilustrasi)
Tepung Terigu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Harga tepung terigu di Padang dan daerah lain di Sumatra Barat mulai merangkak naik pada pekan kedua puasa. Berdasarkan pantauan di pasar, harga rata-rata tepung terigu berbagai merek dibanderol Rp 9.000 per kilogram (kg). Angka ini lebih mahal Rp 1.000 dibanding harga rata-rata tepung terigu di hari biasa yakni Rp 8.000 per kg.

Kepala Bulog Divisi Regional Sumbar, Suharto Djabar, mengakui adanya peningkatan harga tepung terigu di pasaran Sumbar. Alasannya, permintaan yang melonjak seiring mendekati Hari Raya Idul Fitri 1439 H.

"Ramadhan, apalagi jelang Idul Fitri, aktivitas ibu-ibu rumah tangga membuat kue meningkat. Ini salah satu faktor yang menyebabkan harga naik. Tapi itu masih wajar," jelas Suharto, Ahad (27/5).

Menanggapi adanya kenaikan harga di lapangan, Suharto menegaskan bahwa pihaknya siap melakukan operasi pasar. Bulog Sumbar, ujarnya, masih menguasai cadangan tepung terigu sebanyak 20 ton, yang tersimpang di gudang-gudang di kabupaten/kota.

"Ibu-ibu jangan ketakutan terigu habis. Stok ada 20 ton, dalam waktu dekat datang lagi 6 ton. Kalau untuk harga terigu Bulog, dijual Rp 8.200 per kg. Terigu itu sudah kami kemas rapi, namanya Terigu Kita. Kalau ada yang minta operasi pasar untuk terigu, kami luncurkan ke lokasi," jelasnya.

Selain tepung terigu, Bulog juga memantau adanya lonjakan permintaan untuk komoditas gula pasir dan minyak goreng. Meski begitu, kedua komoditas tersebut terpantau stabil di pasar. Ia meminta pedagang tetap menaati aturan dalam menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET). Untuk gula pasir, Bulog Sumbar memiliki stok 1.350 ton, dan minyak goreng 28.000 liter.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement