REPUBLIKA.CO.ID,BALIKPAPAN -- Kalangan pengusaha mulai menyimak apa visi bisnis dari calon-calon gubernur Kaltim 5 tahun ke depan. Masalahnya, dua tahun terakhir merupakan masa yang berat untuk pemerintah daerah karena anggaran dilanda defisit. Faktor itu berdampak besar pada roda perekonomian di seluruh sektor, terutama pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Balikpapan, R Rudi Prabowo mengatakan, kesalahan terbesar pemerintah daerah adalah lantaran sangat bertumpu pada sumber daya alam (SDA). Sementara potential income --di sektor UMKM, misalnya-- tak pernah serius dibangun dan hanya sekadar wacana dalam pidato serta sambutan.
Rudi menyatakan, momentum Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur 2018 bisa menjadi batu pijakan masyarakat untuk memilih pemimpin yang tak sekadar mampu menjawab tantangan 5 tahun mendatang, namun juga bisa mengelola pelaku UMKM untuk ikut berkontribusi terhadap pembangunan daerah.
"Saya melihat ada salah satu program cagub dan cawagub yang sangat pro terhadap perkembangan UMKM di Kaltim. Program itu saya rasa tidak sekadar pemanis visi-misi, karena dirancang atas dasar masukkan dari pelaku UMKM sendiri," kata Rudi dalam siaran persnya kepasa Republika.co.id, Ahad (27/5).
Lantas, siapa cagub dan cawagub yang dimaksud? Secara blak-blakan, Rudi menyebut sosok tersebut adalah Rusmadi Wongso dan Irjen Pol (Purn) Safaruddin. "Ini contoh saja, di sini kan banyak masyarakat yang mengkonsumsi kerupuk. Bahan bakunya banyak di Kaltim, laut kita luas dan banyak ikan. Tapi kenapa di sini tidak ada pabriknya? Saya lihat hal seperti ini yang coba diselesaikan sama beliau berdua," paparnya.
Rudi menjelaskan, mengutip hasil observasi data Pusat Studi ASEAN Unmul bersama Disperindag kota/kabupaten se-Kaltim, sejak 2013, jumlah UMKM di Kaltim terus menurun. Khusus untuk usaha mikro, turun rata-rata 46 persen setiap tahun, sedangkan usaha kecil berkurang 291 persen.
Pada 2013, observasi tersebut mencatat, di Kaltim terdapat 20.689 usaha di kualifikasi mikro. Jumlah itu, berkontribusi 0,72 persen terhadap jumlah usaha di segmen ini, secara nasional.
Tahun 2014, ada 15.866 usaha, dan kontribusi terhadap nasional turun jadi 0,49 persen. Masuk 2015, turun lagi jadi 11.084 usaha, dengan kontribusi yang hanya 0,33 persen terhadap jumlah usaha secara nasional.
Data tersebut, tutur Rudi, bisa jadi gambaran sederhana bagaimana kondisi UMKM di Kaltim yang kian suram lantaran tak mendapat support penuh pemerintah daerah.
"Kalau disimak, program Kaltim Bermartabat itu ada yang ingin memaksimalkan dana CSR lewat kerjasama pemerintah daerah dan perusahaan. Saya pikir ini bagus, karena ada banyak perusahaan skala nasional yang beroperasi di Kaltim. Sudah waktunya pemerintah daerah dan perusahaan sama-sama serius membangun daerah kita, jangan cuma mencari keuntungan saja," ujarnya.
Rudi juga optimistis dengan program Kaltim Swasembada Pangan yang akan dijalankan pasangan calon nomor urut 4 tersebut. Sebab, lahan pertanian di Kaltim masih cukup luas.
"Program yang berkesinambungan itu bukan angan-angan saya rasa. Kalau beliau terpilih, saya yakin sektor ini akan masih digalkkan," bebernya.
Menurut Rudi, rencana Rusmadi-Safaruddin menerapkan kebijakan khusus untuk program Kaltim Kreatif menjadi jawaban bagi para pelaku home industri di Kota Minyak. "Program itu sangat bisa terealisasi. Di negara-negara maju saja, home industri jadi salah satu andalan. Di daerah kita, UKM akan mendapat support penuh dari pemerintah," ujarnya.
Sepuluh program unggulan Dasacita dan konsepsi Kaltim Bermartabat, menurut Rudi, merupakan sebuah rangkaian agenda besar Kaltim 5 tahun mendatang. Antara satu program dengan program lain, disebutnya memiliki kaitan.
"Misalnya program Kaltim Membangun Desa, ternyata diikuti dengan kebijakan keberlanjutan pembangunan dengan Kaltim Mulus dan lain lain," sebutnya.